Pameran Baju Tim Luqathah

Tim luqathah

 

Oleh Tim Reportase Santri

 

Jemuran handuk santri Takhasus memiliki pemandangan yang berbeda hari Jumat sepekan lalu. Baju-baju tak bertuan terpajang rapi di depannya, di depan jemuran handuk santri Takhasus. Menarik pandangan setiap pejalan yang lewat sana.

Aroma khas baju bekas tercium tajam menjadi daya tarik sendiri. Maklum, entah sudah berapa lama baju-baju itu tertumpuk di gudang penyimpanan baju temuan, setelah sebelumnya terlantar di jemuran, di sumur, atau di manalah, tempat asal baju-baju ini ditemukan.

Terlihat lucu ketika pakaian yang sudah terlihat kumuh itu dipaksa tergantung rapi dengan hanger, apalagi dijajar padat di satu tempat. Kalau saja baju ini bersih dan tidak lusuh, pasti orang mengira itu adalah baju-baju dagangan seperti di supermarket-supermarket. Yang membedakan adalah tulisan di atasnya yang berbunyi; ‘Bagi yang merasa memiliki, silahkan mengambil’.

 

Tim Luqathah

Baju yang berserak karena hilang dari pemiliknya, tercecer karena terabaikan, dan bergelantung di mana-mana menjadi persoalan tersendiri di ma’had kami. Jumlahnya sangat banyak, beberapa di antaranya pemiliknya sudah lama meninggalkan ma’had ini. Adapun yang masih ada pemiliknya, seringnya mereka malas untuk mengecek satu persatu baju-baju yang sudah terinjak-injak itu. Sebagiannya malah sudah bau jamur yang masker saja tak bisa mencegah aromanya?

Atas dasar itu, dibentuklah Tim Luqathah, salah satu cabang divisi santri Takhasus Ma’had Minhajul Atsar Jember yang salah satu tugasnya adalah memunguti pakaian-pakaian berserak tersebut, mengumpulkannya, lalu kembali memperkenalkannya kepada santri. Harapannya ada yang ingat kembali dengan pakaiannya yang telah lama menghilang itu.

 

Pameran Baju

Hari Jumat lalu bertepatan dengan jadwal rutin diumumkannya semua baju-baju temuan dalam sebulan ini. Caranya mudah, baju-baju itu akan dipajang di tempat terbuka, siapa yang merasa punya, silahkan mengambilnya. Agar lebih mudah dikenali, baju-baju itu akan digantung dengan rapi dan diperlihatkan rupanya.

Merupakan usaha yang tidak ringan untuk membongkar baju-baju itu dari tempat penyimpanannya. Belum lagi menggantungnya dengan hanger. Tangan harus bersabar dengan kondisi kotor dan menjijikkan, tak jarang para pejuang Luqathah itu hanya menggunakan dua jari ketika berusaha merapikan baju-baju temuan tersebut. Baunya juga tak sedap, entah seberapa panjang mereka menahan napas ketika bekerja menghindari aroma lembap. Kalau bukan karena kepedulian terhadap lingkungan, mungkin mereka akan enggan melakukannya. Wala haula wala quwwata illa billah.

Tim luqathah

Sejak pagi buta sebelum subuh, pameran baju temuan itu sudah digelar. Sepagi itu mereka sudah memberikan layanan ‘hebat’ kepada para santri. Suasana hari itu akan berubah dengan adanya pameran baju temuan tersebut. Para santri juga akan terbantu untuk ingat kembali dengan baju mereka yang hilang sebulan terakhir.

Semoga usaha mereka itu mendapat balasan dari Allah Taala dengan balasan yang besar juga, sebesar usaha yang mereka berikan, bahkan lebih besar darinya.


Baca Juga: Bahu-Membahu di Divisi Tamu


Kebersihan Itu Bagian Dari Iman

Kebersihan dan kerapian merupakan bagian dari agama. Bahkan salah satu nama Allah adalah al-Jamil, Allah juga menyukai keindahan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللّهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ

“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim)

Maka di lingkungan santri yang identik dengan ilmu seperti ini, kebersihan dan kerapian haruslah mendapat perhatian khusus dari para penghuninya.

Kebersihan juga memiliki pengaruh yang baik pada keseharian seseorang. Pribadi yang suka kebersihan, terlatih untuk selalu bersih dan rapi, akan memberi pengaruh pada kehidupan sehari-harinya. Pada jadwal hariannya, barang-barang pribadinya, dan seterusnya. Di ma’had inilah para santri berlatih untuk mengaplikasikannya.

 

Semoga apa yang ditempuh oleh ma’had kami berupa upaya untuk selalu bersih dan rapi, menjadi salah satu sebab diberkahinya tempat belajar kami, menjadi salah satu sebab turunnya rahmat Allah kepada kami.

Semoga setiap langkah dari kami dan para pembaca sekalian untuk menjadi lebih bersih dan indah, terhitung sebagai amal saleh di sisi Allah. Amin.

Penulis: Mush’ab Klaten, Takhasus


Artikel Kami: Jin Ular


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.