Serba-serbi karya santri
Oleh Mush’ab Klaten 3A Takhasus
Situs pondok minhajulatsar.com sejak diaktifkan kembali pada bulan Oktober 2020, telah memberikan manfaat besar bagi para santri. Tidak hanya santri Takhasus dan Takmili, bahkan santri dari jenjang Tahfidz pun turut merasakan buah manisnya.
Bagaimana tidak? Artikel-artikel yang ditampilkan adalah karya santri. Dahulu, hanya situs islamhariini.com saja yang menerima tulisan karya santri. Itu saja tidak semua santri bisa menulis karyanya, karena ada tim khusus dari santri-santri Takhasus.
Upaya membangkitkan jiwa menulis
Alhamdulillah, berkat taufik dan rahmat dari Allah Ta’ala semata. Kemudian kesungguhan para asatidzah dalam upaya membangkitkan semangat santri dalam menulis, juga sebagai pembelajaran bagi mereka, akhirnya situs minhajulatsar.com menjadi solusi yang tepat untuk itu semua.
Seluruh santri dilibatkan untk menulis dalam situs minhajulatsar.com, mulai dari kontributornya, editornya, tim pengetik dan lain-lain.
Antusias para santri untuk menulis dapat dibuktikan dengan ruangan multimedia (ruang komputer yang digunakan untuk berkarya para santri) yang tidak pernah sepi -walhamdulillah-. Tidak jarang, beberapa santri terlihat berdiri mengantri di belakang kursi yang sedari tadi telah dipakai oleh santri lainnya. Beberapa santri bahkan rela berjalan cepat setengah berlari menuju multimedia agar tidak kehabisan tempat duduk di depan komputer.
Alur artikel karya santri
Artikel yang ditulis oleh para santri akan diketik oleh tim pengetik, kemudian diedit oleh tim editor dari para santri. Tim editor bertugas mengoreksi tulisan teman-teman mereka, menambah atau mengurangi jika diperlukan. Ibarat restoran, ketika makanan akan dihidangkan, maka sang koki mengecek rasa dan memberikan sedikit bumbu agar makanannya enak dan siap dinikmati. Begitu pula, tulisan karya santri.
Artikel yang sudah tampil di website akan ditempel melalui mading santri. Tempat yang strategis, membuat para santri tidak bosan untuk mampir dan membaca karya teman-temannya. Apalagi setiap hari ada saja yang terbaru, alhamdulillah.
Manfaat mading santri
Artikel yang diiklankan di mading sangat memberikan banyak manfaat, bagi para penulis akan merasa senang karena karyanya sudah ditampilkan. Kemudian akan muncul semangat untuk merancang karya yang baru. Bagi yang bukan penulis, akan terpacu untuk berkarya ketika melihat temannya telah berkarya, terlebih ketika melihat tulisan adik kelasnya.
Menulis merupakan salah satu media dakwah yang sangat efektif. Bahkan berdakwah melalui tulisan merupakan sunnah para salaf. Meraka sangat berantusias dalam menghasilkan karya tulis. Karya mereka beragam, ada yang berbentuk risalah, matan, kitab, dan ada pula yang berilid-jilid. Semua itu menggambarkan besarya perhatian mereka terhadap tulisan.
Mulai dari yang mudah
Para santri ketika belajar menulis dan berkarya, walaupun tidak bisa dibandingkan dengan kitab-kitab para ulama. Namun hal itu menjadi batu loncatan bagi mereka untuk belajar dan berkarya, mudah-mudahan bermanfaat untuk umat.
Tentu perkara yang harus selalu diperhatikan adalah bahwa semua itu tergantung dengan niatnya, dahulu ketika Imam Malik bin Anas rahimahullah menulis kitab al-Muwattha, murid-murid beliau mengatakan kepada beliau bahwa telah banyak ditulis kitab-kitab yang lain dengan metode muwattha’ juga, sehingga tidak perlu menulis kitab muwattha’ lagi.[1]
Maka Imam Malikpun berkata:
ماكان خالصاً فهو باقٍ
“Apa saja yang ditulis dengan ketulusan, maka itulah yang akan abadi (dan bermanfaat).”
Beliau rahimahullah telah benar, tidak ada lagi al-Muwattha’ yang kita kenal pada hari ini kecuali milik beliau. Ini menunjukkan kepada keikhlasan beliau dalam mengarang dan menulis, sehingga manfaatnya dapat dirasa oleh umat sejak di zaman beliau hingga hari ini.
Penutup
Marilah kita bersemangat dalam menulis dan berkarya, berikan motivasi dan semangat kepada saudara-saudara kita untuk menulis faedah. Bisa jadi faedah yang anda tulis walaupun hanya dua tiga kata, akan bermanfaat bagi orang lain. Sehingga menjadi amal jariyyah yang terus mengalir pahalanya. Semoga bermanfaat, wallahu ‘alam.
[1] Al-Muwattha’ adalah kitab hadits dengan metode pengumpulan hadits-hadits tertentu Seperti al-Musnad merupakan kitab kumpulan hadits yang mengumpulkan hadits sesuai nama perowi, urut sesuia dengan urutan huruf hijaiyyah. Adapun al-Muwattha’, maka dengan metode pengumpulan yang berbeda.