Sikap yang Benar Ketika Berselisih Pendapat

 

Oleh Abdul Ghani al-Watesi, Takhasus

 

Sejak dahulu kala, para ulama dalam ilmu fikih memang sering berbeda pendapat. Namun, pelajaran yang dapat kita saksikan bersama adalah bahwa mereka tetap saling menghargai.

Di sini kami ingin membawakan nasehat asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, seorang ulama mufti Saudi Arabia yang terkenal lagi terkemuka, diakui kawan maupun lawan. Ketika beliau sedang membahas perbedaan pendapat di kalangan ulama, terkait masalah bersedekap dalam salat. Semoga kita bisa mendapatkan faedah dari apa yang beliau sampaikan:

 

Nasehat Berharga Dari Ulama Terkemuka

Hendaknya kita ketahui bahwa, pembahasan bersedekap dengan menggenggam tangan kiri menggunakan tangan kanan, serta meletakkannya di atas dada atau yang lainnya sebelum rukuk maupun sesudahnya. Semuanya itu adalah permasalahan sunnah, bukan dari permasalahan-permasalahan yang wajib menurut Ahlul Ilmi.

Kalau seandainya ada seseorang yang salat dengan menjulurkan kedua tangannya dan tidak bersedekap, baik sebelum rukuk maupun sesudahnya, maka salatnya tetap sah. Hanya saja dia telah meninggalkan sesuatu yang afdhal (utama) dalam salat.

 

Maka, tidak sepantasnya bagi seorang muslim menjadikan perbedaan pendapat dalam masalah ini dan yang semisalnya sebagai sebab perselisihan, saling memboikot dan bercerai-berai. Karena hal yang seperti itu tidak diperbolahkan bagi kaum muslimin .

Sampai pun kalau seandainya ada yang mengatakan bahwa bersedekap itu wajib sebagaimana pendapat yang dipilih oleh al-Imam asy-Syaukani rahimahullah dalam kitabnya Nailul Author, maka tetap tidak boleh untuk menjadikannya sebagai sebab perselisihan, saling memboikot dan bercerai-berai.

 

Perintah Allah untuk Bersatu

Bahkan yang wajib bagi kaum muslimin seluruhnya, dengan kemampuan dan kesungguhan tersebut untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, menjelaskan al-haq dengan dalil-dalilnya, sangat bersemangat untuk mensucikan hati dan menyelamatkannya dari perasaan iri dan dengki kepada sesama kaum muslimin yang lainnya.

Sebagaimana pula yang wajib bagi mereka unutuk menjauhi sebab-sebab perpecahan dan saling memboikot. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan bagi kaum muslimin untuk berpegang dengan tali Allah Subhanahu wa Ta’ala seluruhnya, dan melarang mereka jangan sampai berpecah-belah. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam al-Quran:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali ‘Imran: 103)

 

Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا، فَيَرْضَى لَكُمْ: أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ: قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةِ الْمَالِ “،

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala meridai bagi kalian 3 hal dan membenci dari kalian 3 hal. Yang Allah ridai bagi kalian adalah kalian beribadah kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan kalian berpegang teguh dengan tali Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tidak bercerai-berai. Adapun yang Allah benci bagi kalian adalah katanya dan katanya (berbicara yang belum jelas kebenarannya), banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta”. (HR. Muslim no 1715)

 

Telah sampai berita kepada saya dari banyak saudara kita kaum muslimin di Afrika dan negara lainnya, bahwasanya telah terjadi di antara mereka kebencian, saling memboikot hanya karena permasalahan bersedekap dan menjulurkan tangan.

Tidak diragukan lagi, bahwa hal ini merupakan kemungkaran yang tidak boleh terjadi pada mereka. Bahkan yang wajib bagi kaum muslimin seluruhnya, adalah saling nasehat-menasehati dan saling memahamkan di antara mereka dalam mengetahui al-Haq beserta dalil-dalilnya. Dengan tetap menjaga kecintaan, kejernihan hati, dan ukhuwah Islamiah.

 

Para Ulama Terdahulu Juga Berpeda Pendapat

Dahulu para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamradhiyallahu ‘anhum- dan ulama-ulama setelah mereka –rahimahumullah– berselisih dalam masalah-masalah furu’ (cabang). Namun hal tersebut tidaklah menyebabkan mereka bercerai-berai dan saling memboikot satu sama lain.

Karena, tujuan masing-masing mereka adalah mengetahui al-Haq dengan dalil-dalilnya. Kapan saja kebenaran itu nampak bagi mereka, tidak mendorong mereka untuk menganggap sesat saudaranya. Dan tidak pula menyebabkan pemboikotan, memutus hubungan dengannya maupun tidak mau salat di belakangnya.

 

Kewajiban Bersama

Maka wajib bagi kita, -seluruh kaum muslimin- untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan berjalan di atas jalan yang ditempuh oleh salafus-shalih sebelum kita dalam berpegang dengan al-Haq disertai dalil-dalilnya. Dengan tetap menjaga kecintaan dan persaudaraan imaniah. Tidak saling memutuskan hubungan dan saling memboikot hanya karena masalah furu’. Di mana kadang masih tersembunyi dalilnya bagi sebagian kita sehingga ijtihadnya membuat dia menyelisihi saudaranya dalam mengambil hukum.

Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang Husna (Maha Indah) dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi. Semoga Dia menambah hidayah dan taufik-Nya kepada kita dan kaum muslimin seluruhnya.

Semoga Allah memberikan kepada kita kefakihan dalam memahami agama ini, kekokohan di atasnya, menolong dan mendakwahkannya. Selawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengambil petunjuknya serta mengagungkan sunnahnya hingga datang hari pembalasan.

 

-Selesai penukilan dari al-Allamah samahatusy Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rahimahullah-

Nukilan dari terjemahan Sifat Salat Nabi, karya asy-Syaikh al-Albani_cet. Al-Ghuraba’ Solo hal. 333. Dengan sedikit penyesuaian dan penambahan subjudul, tanpa merubah esensi makna.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.