Telekonferensi Bersama Syaikh DR. As’ad az-Za’tari hafizhahullah

Oleh Tim Jurnalistik Santri
Berjalan dengan mantap lalu berdiri dengan tegap, seorang anggota Tim Kantor Takhasus telah berada di hadapan kami para santri yang baru saja selesai menunaikan kewajiban salat asar. Ia menyampaikan pemberitahuan terkait persiapan menghadapi muhadharah telekonferensi bersama as-Syaikh DR. As’ad bin Fathi az-Za’tari dari Palestina yang insyaAllah akan berlangsung malam itu.
Rasa syukur dan bahagialah yang kami rasakan tatkala mengetahui akan diadakannya kembali rangkaian muhadharah bersama masyaikh ahlus sunnah wal jama’ah tersebut. Tepat pada hari Rabu, bersamaan dengan berlangsungnya ujian hifzhul Quran hari kedua untuk lembaga TAhfizh. Sungguh, ini merupakan salah satu nikmat besar dari sekian banyak nikmat Allah subhanahu wa Ta’ala yang Ia karuniakan kepada kita.
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
“Jika kamu hendak menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat melakukannya.” (QS. An-Nahl: 18)
Muhadharah kali ini mengusung tema Sebab-Sebab Fitnah dan Jalan Keselamatan darinya.
Geladi Resik
Magrib sehari sebelum muhadharah, panitia terlebih dahulu mengadakan tes percobaan dan persiapan dengan mencoba menghubungi Syaikh hafizhahullahu Ta’ala. Harapannya di hari esok muhadharah bisa berjalan dengan lancar.
Pada kesempatan percobaan tersebut al-Ustadz Alfian lah yang berbicara dengan beliau via sambungan internet melalui dua media yang berbeda. Percobaan pertama menggunakan telepon viber internasional, percobaan kedua menggunakan media panggilan Whats App. Walhasil, percobaan kedua lebih baik dan lebih jernih suaranya.
Di kesempatan percobaan itu, beliau menyampaikan sedikit nasihat dan kalimat ringan untuh ahlus sunnah yang mendengarnya.
Pelaksanaan Muhadharah
Walau hujan lebat mengguyur ma’had, kegiatan muhadharah masih tetap bisa berjalan lancar dengan materi yang telah ditentukan. Asy-Syaikh As’ad hafizhahullah menyampaikan muhadharah-nya dalam bentuk faedah dan poin-poin yang terbagi dalam tiga sub tema.
Pertama-tama, beliau menyebutkan definisi fitnah secara bahasa maupun istilah syariat, beliau juga menyebutkan definisi umum dan definisi khusus.
Berikutnya beliau menyebutkan sebab-sebab terjadinya fitnah yang terangkum dalam 10 poin. Terakhir beliau menyebutkan jalan-jalan keselamatan dari fitnah, dan mencukupkannya dengan 9 poin.
Baca Juga: Sambut Ramadan, PP. Minhajul Atsar Gelar Telekonferensi Bersama asy-Syaikh DR. Arafat al-Muhammadi
Sesi Terjemahan
Demi persiapan yang lebih matang, sesi terjemah pada kegiatan muhadharah kali ini sedikit tertunda hingga pukul 20.10 WIB. Walaupun tertunda, para santri masih antusias mengikuti sesi terjemahan hingga berakhir pada pukul 22.00 WIB.
Semoga kita bisa berhati-hati darinya dan agar bisa menempuh jalan-jalan yang bisa menyelamatkan dari fitnah.
Logistik Panitia
“Masak apa, Mas?” Salah seorang anggota Tim Jurnalistik bertanya kepada Tim Tamu.
“Ini, Mas. Masak sayur kuah kuning.”
Ya, peran Tim Tamu sebagai penyedia logistik untuk panitia pada kegiatan ini tidak kalah penting. Walau mereka tidak banyak tampil seperti panitia yang lain, andil mereka sangat berharga bagi keberlangsungan kegiatan muhadharah ini.
Melalui sebab mereka -biidznillah-, panitia muhadharah yang lelah bekerja siang malam menjadi lebih semangat dan lebih terjaga kebutuhan nutrisinya melalui beberapa suguhan yang mereka sajikan.
Kalimat Penutup
Cukuplah ucapan syukur yang bisa kita panjatkan kepada Allah Taala. Dia yang senantiasa mengaruniakan berbagai macam nikmat-Nya kepada kita.
Kata harap yang kita ucapkan, semoga Allah Taala bisa menjadikan kita sebagai orang-orang yang terjauhkan dari sebab-sebab fitnah dan bisa menempuh jalan-jalan yang menyelamatkan kita darinya.
Terakhir, semoga Allah mengumpulkan kita di Jannah-Nya. Amin.
Artikel Kami: Penjelasan Hadits Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga