UAS Semakin Dekat, Tim Kantor Takhasus Bentuk Panitia Pusat

Oleh Tim Jurnalistik Santri
Kamar 4 Takhasus terlihat tertutup rapat. Korden-korden menutupi jendela kamar tersebut hingga tak menyisakan celah sedikit pun untuk orang bisa melihat ke dalamnya. Dua buah pintu yang berada di sebelah timur dan barat juga tak ketinggalan dirapatkan.
Ya, Kamis 24 Maret 2022 itu santri Takhasus kelas 4 sedang melakukan rapat pembentukan panitia UAS (Ujian Akhir Semester) yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Hal itu sebagai upaya membantu asatidzah dalam menjalankan KBM di lembaga Takhasus, meringankan beban mereka, serta sebagai bentuk terima kasih atas jasa mereka yang begitu banyak.
Di sisi lain, kepanitiaan ini juga menjadi kesempatan untuk melatih kemampuan dan mengasah kedewasaan santri dalam menjalankan sebuah kegiatan dengan saling berkoordinasi, tanggung jawab, musyawarah, dan sebagainya.
Jalannya Rapat
Di jam kosong seusai pelajaran di pagi hari, santri kelas 4 Takhasus melangsungkan rapat tersebut. Kamar ditutup, agar mereka bisa lebih fokus selama rapat. Lampu-lampu dimatikan selama rapat, membuat ruangan sedikit terasa gelap, menyisakan cahaya dari layar proyektor yang menampilkan dokumen dan arsip-arsip Panitia UAS.
“Kali ini kita akan kembali mengemban amanah sebagai Panitia UAS, sebagaimana ini juga sudah kita lakukan pada semester sebelumnya. Walhamdulillah, pada semester lalu kita berhasi meng-handle kegiatan UAS dari awal sampai akhir, bahkan hingga pembagian rapor. Bukannya kita puas, namun anggaplah itu sebagai prestasi yang patut untuk kita ulangi.” Hasan (21 tahun) sebagai ketua Tim Kantor Takhasus membuka jalannya rapat.
Topik pembahasan rapat diawali dengan evaluasi UAS pada semester sebelumnya yang meliputi; evaluasi pra ujian, evaluasi proses pengetikan soal, evaluasi keberlangsungan ujian, dan seterusnya.
Satu demi satu saran dan masukan mereka bahas di dalam rapat dengan mengacu pada evaluasi dari semester sebelumnya. Karena sudah terbiasa ber-musyawarah, walhamdulillah mereka dapat menjalaninya dengan baik, rapi, sistematis, dan menghasilkan solusi-solusi terbaik mereka ambil dan pilih.
Hal yang selalu mereka lakukan adalah menimbang antara maslahat dan mudarat, untuk kemudian memilih maslahat yang terbesar dan mengambil mudarat yang terkecil. Harapannya dengan itu mereka dapat memberikan yang terbaik bagi adik-adik kelasnya di Takhasus.
Di antara hasil keputusan rapat di pagi hari itu adalah; peniadaan jadwal olahraga selama hari tenang sebelum ujian, dalam rangka menghidupkan suasana dan atmosfer ujian. Juga pengadaan kegiatan murajaah terbimbing di hari-hari tersebut, untuk memudahkan santri dalam murajaah dan mempersiapkan ujian dengan lebih fokus.
Rencananya, murajaah terbimbing akan dilakukan 4 kali dalam sehari. Yaitu bakda subuh langsung, di jam pelajaran pagi, setelah asar, dan setelah isya.
Baca Juga: Pentingnya Musyawarah dalam Pandangan Islam
Pembagian Kepanitiaan UAS
Topik pembahasan berikutnya adalah pembentukan panitia UAS Takhasus. Siapa sangka dan siapa kira, yang tertunjuk menjadi ketua koordinator umum panitia ujian kali ini adalah santri asal Sidoarjo bernama Usamah Abdurrahman, santri termuda di kelasnya berusia 19 tahun.
Walaupun masih terhitung sangat muda, namun atas izin Allah santri satu ini dapat mengemban beberapa tanggung jawab sekaligus. Di samping kesibukan belajarnya, ber-ta’awun di depot air minum RO dan maqshaf (koperasi) milik ma’had sudah menjadi tanggung jawab wajib yang ia jalani setiap hari. Belum lagi, ia juga terabung dalam tim yang bertugas mengumpulkan hadis-hadis dalam kitab Fikih Muyassar, untuk dijadikan dalam satu kitab tersendiri. Dia mendapat bagian di Kitabun-Nikah dari kitab tersebut.
Pantaslah ustadz tak ragu memberikan amanah kepanitiaan UAS lembaga Takhasus ini kepadanya. Dengan harapan, kelak ia akan mampu mengampu dan membimbing sebuah kegiatan dengan baik, sebagai bekal dalam ber-ta’awun dalam dakwah di hari-hari berikutnya.
“Kirim salam untuk Usamah ya, beliaunya diminta untuk jadi koordinator panitia UAS..” Kurang lebih seperti itulah pernyataan al-Ustadz Abu Abdillah Wates kepada Tim Kantor Takhasus saat menyerahkan mandat besar ini kepadanya.
Selain ketua koordinator, masih ada panitia dengan tugas-tugas lainnya yang meliputi: Bagian Distribusi, Bagian Layout dan Editor, Bagian Pengawas, dan lain sebagainya.
Motivasi Bersama
Dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dan mencari titik terang dari sebuah perkara, tentu kita sering mendengar dalil-dalil dari al-Quran maupun as-Sunnah yang menunjukan perintah untuk bermusyawarah dan ber-ta’awun. Baik dalam menghadapi permasalahan yang begitu besar dan mencakup umat, hingga permasalahan yang dianggap remeh serta kecil sekalipun.
Di antara dalil dari al-Quran adalah firman Allah Subhanahu wa Taala;
وَشَاوِرْهُم فِي الأَمْرِ
“Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (QS. Ali Imran: 159)
وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)
Dua ayat di atas menghasung kita untuk selalu bermusyawarah di dalam setiap permasalahan yang kita hadapi. Tidak serampangan dan tergesa-gesa di dalam berbuat, bersikap, dan memutuskan tanpa meminta masukan dari orang di sekitar kita. Demikianlah perintah Allah Subhanahu wa Taala.
Apabila kita mau merenung sejenak, banyak hikmah yang bisa kita petik dari bermusyawarah. Di antaranya adalah berjalannya sebuah kegiatan dengan lancar dan meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dari berbagai belah pihak, tidak ada ganjalan yang tersisa di dalam benak kita karena semuanya telah tertuang di dalam rapat, kekompakan dan kebersamaan dalam menjalankan kegiatan, serta berkah dan rahmat dari Allah karena kita menjalankan perintah-Nya.
Artikel Kami: Mahalnya Nilai Ukhuwah Islamiyyah (Persaudaraan Sesama Muslim)
Kalimat Penutup
Menjelang azan zuhur berkumandang, rapat pembentukan Panitia UAS Takhasus telah usai. Tersisa perjuangan dan pengorbanan untuk dapat merealisasikan hasil keputusan dari rapat tersebut.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong, melancarkan serta menurunkan berkah dan rahmat-Nya pada setiap kebaikan yang telah kita rencanakan dan yang kita kerjakan. Semoga pula Allah Taala memberikan ampunan serta maaf-Nya kepada kita semua atas kealpaan, kelalaian dan berbagai dosa atau maksiat yang kita lakukan.
Kabulkanlah wahai Rabb yang Maha Penolong lagi Maha Pengampun dan Pemaaf. Sesungguhnya Ia adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mampu mengabulkan doa para hamba-Nya.
Penulis: Abu Khalid Haidar Surakarta, Takhasus