Bahu-membahu mempersiapkan ujian
Hiruk pikuk suasana persiapan ujian semakin terasa, keputusan dimajukannya jadwal ujian betul-betul membuat para santri semakin merasakan hawa ujian yang amat pekat. Kesibukan tampak di sana-sini, para santri sibuk memurajaah pelajarannya, para mudarris (guru) sibuk menyiapkan soal, para petugas pengadaan soal sibuk menggandakan soal sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Mereka datang ke tempat foto copy mahad (Daar Ibnu Abbas), mengantarkan file soal yang telah selesai diketik, lalu kembali dengan membawa lembaran soal yang telah dicetak. Seluruh lapisan santri di mahad ini saling bertaawun, bahu membahu satu sama lain, demi lancarnya kegiatan Ujian Akhir Semester ini.
Tak kalah sibuk, mereka para petugas pengetikan. Dari pagi sampai malam menyalin di komputer soal-soal yang sebelumnya ditulis dengan tulisan tangan. Pada asalnya yang bertugas mengetik soal adalah Tim Kantor Takhassus, namun mereka kewalahan, akhirnya melimpahkan tugas ini ke beberapa santri senior.
Karena jadwal ujian dimajukan, otomatis pengetikan soal harus dikejar lebih cepat, waktu yang tersedia semakin sedikit. Namun untuk mengatasi hal ini, lima komputer di ruang multimedia dikerahkan, selama waktu yang ditentukan komputer-komputer tersebut hanya boleh digunakan oleh para petugas pengetikan. Ruang multimedia[1] ditutup untuk umum. Tulisan ‘Mohon maaf, sekarang khusus panitia ujian’ terpampang jelas di jendela depannya, ditulis di atas selembar kertas berukuran A4.
Aturan bahwa ‘para pengunjung ruang multimedia dilarang membawa makanan atau minuman’ untuk sementara waktu diabaikan. Justru sekarang, makanan atau minuman itu disediakan oleh panitia ujian, untuk mereka yang berjuang keras mengetik soal, tak kenal lelah. Entah sudah berapa karakter yang mereka ketikkan, berapa kali tuts-tuts di keyboard mereka tekan. Yang jelas semua itu adalah bentuk pengorbanan yang mereka lakukan demi lancarnya Ujian Akhir Semester kali ini.
Terkadang mereka juga harus berkorban perasaan, di tengah-tengah keasyikan mengetik, atau bahkan ketika sudah menyelesaikan beberapa poin soal, tiba-tiba listrik mati, beban yang terlalu berat membuat sakelar MCB turun. Akibatnya apa yang telah mereka ketik hilang, sebelum sempat di-save (disimpan). Beruntunglah mereka yang menggunakan laptop yang baterainya masih sehat, atau walaupun baterainya sudah tidak berfungsi tapi laptopnya dilengkapi dengan UPS (alat penyimpan daya), ketika listrik mati aman-aman saja soal yang mereka ketik. Atau mereka yang mengaktifkan fitur autosaved recovery (otomatis menyimpan), walaupun komputer yang digunakannya mati, tapi setelah menyala, ia dapat menemukan kembali cadangan file soal yang telah diketik sebelumnya.
Itu semua adalah warna-warni perjuangan yang mereka lakukan, walaupun terasa berat mereka tetap menjalaninya, dengan mengharapkan balasan dari Allah, yang kata Nabi n:
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah akan senantiasa menolong seorang hamba yang selalu menolong saudaranya.” (HR. Muslim) Semoga bermanfaat.
[1] Untuk mengetahui tentang Ruang Multimedia, silahkan membaca artikel kami yang berjudul ‘Ruang Berkarya yang Penuh Kenangan.’