Berdakwahlah secara hikmah!

 

Oleh Rifqi Andika Jember Takhasus

 

 

Berikut ini adalah fatwa Syaikh Abdul Aziz bin baz rahimahullah tentang wasiat dan nasehat kepada para pemuda dan da’i untuk berdakwah di jalan Allah dengan hikmah:

السؤال: هل من كلمة أيضًا للشباب الذين بدءوا هذا الالتزام وبدءوا يمارسون الدعوة إلى الله، ويلتزمون بأحكام السنن، هل من كلمة يتفضل بها سماحة الشيخ؟

 

Pertanyaan: Adakah beberapa wasiat untuk para pemuda yang memulai dan berusaha untuk melatih diri dalam berdakwah kepada Allah serta bepegang teguh dengan sunnah? Atau arahan apa yang bisa anda berikan wahai Syaikh?

الجواب: نعم نوصيهم بتقوى الله، وأن يشكروا الله على ما من به عليهم من الالتزام بطاعة الله ورسوله،

Jawaban: Ya, kami wasiatkan bagi mereka untuk bertakwa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya atas apa yang Dia limpahkan berupa keteguhan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.

 ونوصيهم بعدم العجلة في الأمور وعدم التشديد الذي لا يوافق الشرع، بل نوصيهم بالتثبت والتوسط في الأمور وعدم الغلو، وعدم الجفاء لا هذا ولا هذا، الواجب التوسط في الأمور فلا غلو ولا جفاء، لا إفراط ولا تفريط،

Begitu juga kami wasiatkan kepada mereka agar tidak tergesa-gesa dalam berbagai perkara serta menjauhi sifat keras dan kaku yang tidak mencocoki syariat islam. Bahkan kami wasiatkan kepada mereka untuk melakukan klarifikasi dan bersikap pertengahan dalam berbagai macam permasalahan, hendaknya mereka tidak bersikap ekstrim dan keras. Yang wajib mereka lakukan ialah bersikap pertengahan, tidak ini dan tidak pula itu.

 

بل إذا التزم بالحق بإعفاء لحيته، والصلاة في الجماعة بالطمأنينة، بعدم الإسبال، بعدم حلق اللحية يستقيم على ذلك، ويسأل ربه العون والتوفيق

Begitu juga wajib bagi mereka untuk tidak melampaui batas dan juga sebaliknya, tidak bermudah-mudahan. Bahkan jika itu berpegang teguh kepada kebenaran dengan memelihara jenggot dan shalat berjama’ah dengan tenang tanpa isbal dan ia tidak memotong jenggotnya, maka ia akan istiqomah di atas hal tersebut dan ia memohon kepada Allah pertolongan dan taufik-Nya.

ولا يعنف على الآخرين بشدة بل يدعوهم إلى الله بالحكمة والكلام الطيب، يا أخي! الرسول ﷺ أمر بإعفاء الللحى، يا أخي! نوصيك بإعفائها، يا أخي! لا تسبل ثيابك الرسول ﷺ نهى عن الإسبال نهى عن الخيلاء

Ia tidak mencela dan berlaku kasar kepada orang lain, namun ia mengajak kepada Allah dengan hikmah dan perkataan yang baik. Ia katakan, “Wahai saudaraku. Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam memerintahkan kita untuk memelihara jenggotmu. Waha saudaraku, janganlah engkau julurkan pakaiamu melebihi mata kaki, karena Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang hal terebut. Beliau juga melarang dari perbuatan sombong.”

 

بالكلام الطيب، والأسلوب الحسن الذي يرجى من ورائه قبول الحق، والتأثر فإن الشدة قد يحصل بها التنفير والمخاصمة والنزاع، ولكن بالكلام الطيب، والأسلوب الحسن يحصل الخير الكثير، يقول الله

Begitulah ia menasihati orang lain dengan perkataan baik dan cara yang baik, dengan harapan akan muncul dari orang tersebut penerimaan dan tergerak hatinya. Karena sifat keras terkadang menjadikan seorang lari dari kebenaran, menimbulkan permusuhan, serta perselisihan. Sedangkan perkataan yang baik dan metode yang bagus akan menghasilkan kebaikan yang banyak. Allah Ta’ala berkata,

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

“Ajaklah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dnegan mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An-Nahl: 125)

 

 : هكذا أرشدنا مولانا ويقول جل وعلا في كتابه العظيم في وصف النبي ﷺ:

Inilah bimbingan penolong kita, Allah Ta’ala juga berkata di dalam kitab-Nya yang mulia tatkala mensifati Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

“Karena rahmat Allah semata, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri darimu.” (QS. Ali Imran: 159)

 

ويقول الله لـموسى وهارون لما بعثهما إلى فرعون ، قال سبحانه:

Allah juga berkata kepada Nabi Musa dan Harun tatkala mengutus keduanya kepada Fir’aun, Allah Ta’ala berkata:

فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

“Maka berkatalah kamu berdua kepadanya dengan perkataan yang lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Toha: 44)

ويقول سبحانه في جدال أهل الكتاب اليهود والنصارى:

 

Dan Allah Ta’ala berkata terkait cara mendebat ahlul kitab Yahudi dan Nashrani,

وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ

“Janganlah kalian mendebat ahlul kitab, melainkan dengan cara yang baik. Kecuali orang yang dzolim di antara mereka.” (QS. Al-Ankabut: 46)

فإذا كان اليهود والنصارى يجادلوا باللتي هي أحسن فكيف بالمسلم؟! من باب أولى

Jika Yahudi dan Nasharani diperintah untuk didebad dengan cara yang baik, maka bagaimana dengan kaum muslimin? Tentunya mereka lebih berhak mandapatkan perlakuan tersebut.

 

فوصيتي للشباب وغير الشباب لجميع من يأمر بالمعروف وينهى عن المنكر، لجميع الدعاة إلى الله، وصيتي للجميع الرفق في الأمور كلها، والجدال باللتي هي أحسن، وتحري الأسلوب الجيد اللين لعل الله ينفع بذلك

Maka kami wasiatkan untuk para pemuda atau pun selain mereka yang memerintahkan kebaikan dan mencegah perbuatan jelek, begitu juga untuk para dai yang berdakwah di jalan Allah, dan semuanya agar berlemah lembut dalam setiap perkara. Mendebat dengan cara yang baik serta menempuh metode-metode yang baik dan lembut. Semoga Allah memberi manfaat dari hal tersebut.

كما نوصي بالحذر من العنف والشدة والكلام البذي فإن هذا ينفر من الحق، وربما سبب خصومة ونزاعًا ومقاتلة ومضاربة،

Kami juga mewasiatkan kepada mereka untuk menjauhi sifat keras, kaku, dan perkataan-perkataan yang jelek. Dikarenakan hal ini akan membuat seorang lari dari kebenaran, bahkan terkadang bisa menjadi sebab munculnya permusuhan, perselisihan, perkelahian, atau bahkan bisa menyebabakan terjadinya peperangan.

 

والمؤمن قصده الخير، والداعي إلى الله قصده الخير، فينبغي سلوك أسباب الخير، الواجب على الداعي إلى الله والآمر والناهي أن يسلك المسالك التي تعينه على حصول الخير، وتعين إخوانه على قبول الحق، نسأل الله للجميع الهداية.

Seorang beriman dan seorang yang berdakwah di jalan Allah, mempunyai tujuan yang baik. Maka sepantasnya bagi mereka untuk menempuh jalan atau metode yang baik pula. Wajib bagi seorang yang berdakwah di jalan Allah atau orang yang memerintahkan kebaikan dan melarang kejelekan untuk menempuh cara yang membuahkan kebaikan dan akan mendorong saudaranya untuk menerima kebaikan. Kita memohon kepada Allah hidayah bagi semua orang.

 

Sumber: https://binbaz.org.sa

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.