Durus jalan terus, alhamdulillah

Oleh Abul Husain Faruq Gresik 4B Takhasus
Adzan subuh berkumandang, para insan mulai nampak lalu lalang guna persiapan untuk menghadiri salat berjamaah di masjid. Lima belas menit kemudian salat Subuh ditegakkan. Seperti biasa, setiap usai salat, para santri membentuk kelompok muraja’ah al-Qur’an hingga bel istirahat berbunyi.
Satu persatu para santri mulai meninggalkan masjid tatkala bell istirahat berbunyi, mereka kembali ke sakan masing-masing dan bersegera mengikuti halakah (kelompok) pelajaran yang setelahnya.
Malam itu..
Tertulis di papan pengumuman kamar 4 Takhasus (papan tulis kami biasa menjadi papan pengumuman ketika ada kabar-kabar baru yang harus cepat disebarkan), di sana tertulis bahwa akan ada mata pelajaran baru untuk kami. Yaitu, pelajaran kitabun Nikah (ilmu seputar pernikahan) yang merujuk pada kitab Fiqh Muyassar. Malam itu kami lalui dengan membicaraknnya, karena seakan ada suasana baru.
Kami santri kelas empat sangat berantusias untuk mengikutinya, bahkan ini sebuah materi yang sangat ditunggu-tunggu oleh mereka. Sebab, banyak di kelas kami yang sudah “tua.” Mereka sangat butuh bekal untuk melanjutkan ke marhalah (tingkatan) berikutnya, berumah-tangga. Sehingga ilmu tentang perkara nikah, sangat kami butuhkan, agar tecapai tujuan kami dengan benar dan sukses.
Pelajaran di mulai jam 05.30
Terlihat di arah gerbang seorang ustadz yang perawakannya tinggi, lebat janggutnya, tangannya menenteng sebuah kitab. Sedari tadi kami telah duduk rapi. Ustadz pun masuk, dan mengucapkan salam kepada kami kemudian pelajaran pun dimulai.
Karena saking asyiknya, tak terasa jarum jam menunjukkan angka 06.05. Ini pertanda pelajaran telah usai, bahkan lewat lima menit. Sang ustadz pun mengakhirinya dengan salawat dan beliau mulai beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kelas.
Faedah Ilmu baru
Kami merasa banyak mendapat banyak ilmu baru dengan belajar kitab ini, karena hal ini sangat kita butuhkan nantinya di masa depan. Kami bersyukur kepada asatidazah yang telah mengupayakan adanya pelajaran kitab tersebut yang semoga bermanfaat dan bisa kita amalkan.
Ternyata belajar kalau dinikmati dan jiwa kita ada di dalamnya, tiadak akan terasa walau berjam-jam belajar. Oleh karena itu mari kita selalu semangat menuntut ilmu. Hadirkan jiwa kita di dalamnya agar kita tida seperti orang yang jiwanya ada namun hatinya entah kemana.
Dengan adanya pelajaran ini, waktu-waktu kami bervariasi antara satu pelajaran ke pelajaran berikutnya. Semoga bermanfaat dan berbuah amal saleh nantinya. Amin.