Ekstrakurikuler Renang di Lembaga Tahfizh, Upaya Menguatkan Mental dan Fisik Santri

Renang Tahfizh

 

Oleh Tim Jurnalistik Santri

 

Kamis (08 Sep) malam Jumat kemarin, seolah menjadi malam Jumat paling cerah bagi thullab PT (Pra Tahfizh). Karena besok pagi adalah jadwal mereka memulai kembali kegiatan rutin yang telah ‘tidur’ selama 2 tahun penuh ini. Kegiatan ekstrakurikuler renang untuk santri lembaga Tahfizh yang dilakukan setiap Jumat, secara bergilir per angkatan. Besok, sekaligus memulai, adalah hari pertama mereka mendapat kesempatan ‘berlibur’ di luar ma’had.

Persiapan baju ganti sudah mulai terlihat malam itu, semua pakaian dan peralatan renang telah dimasukkan ke dalam tas, berikut jajan dan snack yang sengaja mereka beli demi kecerahan hari esok. Mereka membeli jajan dan makanan ringan seolah akan camping selama dua malam, padahal kegiatan besok hanya sampai jam 10 siang saja.

Renang Tahfizh

Lokasi Tempat Latihan Renang untuk Santri Tahfizh

Pemanasan Sebelum Renang

Seperti biasa, sebelum berangkat ke kolam ada pemanasan ringan untuk pelenturan badan. Musyrif asal Palembang yang hobi olahraga, dia menjadi pemimpinnya. Lari keliling ma’had sebanyak lima kali akhirnya bukan menjadi pemanasan yang ringan. Tak sedikit santri PT yang mengeluh kakinya ‘hampir copot’ setelah putaran kelima. Tapi setelah diiming-imingi dengan kegiatan intinya, mereka langsung berdiri dan kembali lagi semangatnya.

Setelah pemanasan selesai, masing-masing santri mendapat satu potong roti dan susu kedelai untuk pengganjal perut sebelum berenang.

Rencananya, keberangkatan ke kolam akan menggunakan 5 mobil. Satu mobil untuk untuk TIM SAR dari lembaga Takhasus yang akan mengawal. Empat sisanya untuk PT yang berjumlah 30 santri. Namun ternyata realita di lapangan menunjukkan bahwa tiga mobil saja sudah cukup mengangkut 30 santri PT itu berikut musyrifnya. Mungkin karena ukuran tubuh mereka yang masih kecil, sehingga beberapa mobil bisa diisi dua kali lipat dari muatan normal.


Baca Juga: ‘Negeriku yang Tercinta’, Reportase Pemasangan Bendera Merah-Putih di Ma’had Kami


Baru Masuk Kolam Renang, Santri Pra Tahfizh Sudah tak Sabaran

Pagi itu, langit tak secerah kemarinnya, udara juga tidak sesegar hari lalu. Suasana langit agak mendung. Semilir angin terasa kurang sejuk di badan. Tapi bagi santri PT, itu adalah pagi yang amat berbahagia.

Pertama kali memasuki area kolam renang, mereka sudah tidak sabar lagi untuk langsung mencebur ke sana. Kalau bukan karena sejak awal mereka sudah mendapat peringatan untuk tidak masuk air sebelum ada perintah, pastilah mereka sudah mencebur terlebih dahulu tanpa peduli sedalam apa kolam itu.

Renang Tahfizh

Kolam Dangkal, Tempat Latihan Khusus yang Belum Bisa Berenang

Ekstrakurikuler Renang Tahfizh Dilatih Oleh Tim SAR

Kegiatan berenang, lebih tepatnya ‘belajar berenang’ adalah kegiatan ekstra di lembaga Tahfizh yang rutin berjalan setiap minggu. Di kolam renang, para santri tidak bebas bermain begitu saja, namun mereka berlatih untuk bisa berenang.

Pelatihnya adalah Tim SAR ma’had yang beranggotakan sebagian mudarrisin dan santri Takhasus pilihan. Dalam kegiatan semacam ini, Tim SAR selalu ikut untuk melatih renang sekaligus mengawal para santri.

Tim SAR terbentuk dari orang-orang khusus yang telah menjalani sekian pelatihan. Mereka juga berbekal ilmu-ilmu penyelamatan hingga ilmu medis untuk pertolongan pertama.


Artikel Kami: Kenapa di Pondok Pesantren Bisa Terjadi Asusila?


Hasil Kegiatan Renang Pra Tahfizh

Karena berenang adalah olahraga yang bernilai ibadah, maka penuntut ilmu harus menjadi orang terdepan yang mengamalkannya. Acara ini tidak hanya bertujuan senang-senang belaka, melainkan pembelajaran untuk menjadi seorang mukmin sejati, yang kuat agama dan fisiknya.

Dengan sabar Tim SAR melatih para santri PT, yang fisik dan mentalnya tentu belum sematang santri Tahfizh lainnya. Syukurlah, semua santri PT bisa diajak berlatih. Meski baru beberapa saja yang bisa berenang, paling tidaknya, di pertemuan berikutnya tidak ada lagi santri yang tak berani menyentuh air kolam. Atau menangis ketika menyadari kakinya tidak bisa menyentuh dasar kolam yang dalamnya hampir dua kali lipat tinggi tubuhnya.

 

Bermain Sambil Belajar

Pukul 09.00, semua agenda latihan selesai. Tersisa waktu satu jam untuk mereka bebas bermain. Lupa dengan lelahnya sesi latihan sebelumnya, mereka langsung menghambur ke perosotan kolam. Bermain, sesekali bersorak. Entah mana yang membuat mereka bahagia, kebersamaan dengan teman-teman atau keseruan bermain di kolamnya.

Semoga apa yang mereka jalani ini dapat mengembalikan semangat mereka yang sedang jenuh, menambah semangat mereka yang masih kuat, serta semakin membuat mereka cinta dengan ilmu dan lingkungannya. Sungguh mahal sekali hidayah ini sampai tidak dapat dibeli. Mereka adalah anak-anak beruntung yang Allah pilih untuk termasuk dari segelintir hamba-Nya yang mendapat keutamaan mempelajari agama.

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّينِ

“Barang siapa yang Allah inginkan padanya kebaikan, niscaya akan Allah pahamkan ia tentang agama ini.” (HR. Al-Bukhari)

 

Penulis: Mushab Klaten, Musyrif Pra Tahfizh

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.