Kelas Pra Tahfizh Menjadi Panitia Ujian Hafalan al-Quran, Wajah Baru

Panitia Ujian Hafalan

 

Oleh Tim Jurnalistik Santri

 

Ujian hafalan al-Quran bulanan untuk lembaga Tahfizh akhirnya terlaksana juga untuk kali yang pertama. Setelah sekian lama para santri menjalani masa-masa liburan panjang akhir tahun, dua hari yang lalu ujian hafalan perdana bagi thullab Tahfizh berhasil terselenggara selama dua hari.

Seperti biasa, ujian bertepatan pada hari Selasa dan Rabu (28-29 Dzulqa’dah 1443 H). Kemudian hari berikutnya adalah hari libur KBM Tahfizh, yang diisi dengan kegiatan bebas terbimbing atau olah raga.

Menurut sebagian besar santri, ujian termasuk momen yang dinanti karena dianggap lebih santai daripada hari-hari aktif KBM lainnya. Sebagian bahkan menunggu hari ujian karena menganggapnya hari libur. Ada juga menjadikan momen ujian sebagai penanda masa dia tinggal di ma’had. Karena ujian hafalan ini dilakukan rutin setiap satu bulan sekali.

Tapi tetap saja ujian menjadi momok bagi sebagian santri lain. Ujian hafalan bulanan adalah tantangan berat di mata mereka. Terlebih, ini merupakan ujian perdana pasca liburan. Walaupun hanya menyetorkan sepuluh juz dari hafalan al-Quran, itu bukan hal yang mudah, butuh perjuangan dan persiapan.

Apalagi hafalannya muza’za’ (tidak lancar),” keluh seorang santri yang harus berjuang melancarkan hafalannya seusai liburan panjang. Temannya santai saja menjawab, “Intinya murajaah yang serius, biar gak kalap kalau ujian.” Ya, karena memang itu kuncinya.


Baca Juga: Tips Menjaga Hafalan al-Quran


Panitia Ujian Hafalan
Panitia Ujian Hafalan al-Quran dari Pra Tahfizh

Tidak ada yang berbeda dari ujian kali ini dengan ujian-ujian sebelumnya. Santri kelas Pra Tahfizh tetap menjadi bagian dari Panitia Ujian, dengan bantuan Tim Konsumsi dari kalangan musyrifun. Merekalah yang bertugas membagikan makanan ringan kepada semua peserta ujian, membuatkan minuman untuk mereka, bahkan yang membersihkan lokasi ujian (masjid) setelah ujian usai nanti.

Dengan wajah-wajah baru yang terjun di lapangan kepanitiaan ujian kali ini (karena memang mereka adalah santri baru yang belum lebih dari dua minggu tinggal di ma’had ini), tentu memberikan kesan yang baru juga. Bagi peserta ujian, ujian itu sendiri, bahkan ma’had secara keumuman. Mereka berjumlah sekitar 30 orang.

Giat dan semangat mereka dalam kepanitiaan perlu mendapat apresiasi, mengingat usia mereka di ma’had yang masih sangat belia. Semua berlomba-lomba mendapat tugas dan perintah dari musyrif pembimbing. Padahal, baru beberapa hari yang lalu salah seorang di antara mereka menangis tersedu di tempat tidur. Sedih teringat orang tua. Baru beberapa saat yang lalu pula, sebagian masih harus diajari musyrifnya untuk sekedar memegang gagang sapu dan cara menyapu, diajari cara melipat pakaian, menata lemari, bahkan menaruh sandal.

Sekarang, wajah mereka riang gembira, tangan mereka ringan menjalankan amanat yang mereka emban.

Thullab Pra Tahfizh sengaja diperbantukan sebagai panitia ujian, karena hanya merekalah yang tidak menjalani ujian al-Quran. Selama satu semester, Pra Tahfizh memang belum mengikuti ujian hafalan al-Quran. Karena mereka masih belum berkewajiban menambah hafalan. Selama 5 bulan pertama tersebut, mereka fokus menjalani masa perbaikan bacaan al-Quran dan pembenahan hafalan lama.

Harapannya dengan terlibat dalam kepanitiaan ujian ini, mereka akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan kondisi ma’had, suasananya dan lingkungannya, sehingga proses belajar mereka menjadi lebih baik. Amin.


Artikel Kami: Inilah Sejarah Penulisan al-Quran


Penulis: Mushab Klaten, Musyrif Tahfizh

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.