Makna Idul Fitri

 

Oleh Syaikh Khalid adh-Dhafiri

 

Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya di antara hikmah dan manfaat idul fitri yang paling agung adalah saling menyambungnya di antara kaum muslimin, saling mengunjungi, saling mendekatnya hati-hari, hilangnya rasa asing di antara mereka, padamnya api dendam, dengki dan iri hati.

Sikap saling menyayangi, saling menolong, dan saling mengasihi adalah sifat orang-orang yang beriman terhadap sesama mereka. Permisalan kaum mukminin dalam rasa saling cinta, saling menyayangi, dan saling mengasihi di antara mereka seperti permisalan satu badan. Jika salah satu anggota badan mengeluh sakit, maka seluruh jasadnya akan ikut dengannya dengan tidak bisa tidur dan demam.

 

Maka carilah saudara-saudara kalian yang membutuhkan dan terusir di negeri kalian maupun negeri kaum muslimin. Sertailah mereka dengan memberi bantuan materi maupun non-materi bersamaan dengan memberi semangat kepada mereka di dalam beribadah.

Wahai hamba-hamba Allah, jagalah shalat! Jagalah shalat di manapun adzan dikumandangkan. Sebab, shalat adalah tiang agama Islam, pencegah perbuatan keji dan dosa-dosa.

Shalat juga merupakan perjanjian antara hamba dengan Rabb-Nya. Barangsiapa yang menjagannya maka dia telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka pada ibadah lain selain shalat dia lebih menelantarkan. Amalan pertama kali yang seorang hamba akan ditanya pada Hari Kiamat adalah shalat.

 

 

Tunaikanlah zakat dari harta-harta kalian dengan penuh keridaan! Denganya kalian bisa menyucikan jiwa-jiwa kalian, kalian bisa menjaga harta-harta kalian dari sebab kehancuran, kalian bisa berbuat baik kepada kaum fakir dan kalian diberi pahala dengan pahala yang sangat besar.

Sungguh, Allah telah memberi karunia yang banyak kepada kalian, dan Dia ridha kepada kalian dengan pemberian yang sedikit.

Wajib bagi kalian untuk berpuasa (Ramadhan) dan haji ke Baitul-Haram. Keduanya termasuk rukun Islam yang terbesar.

 

 

Wajib bagi kalian untuk berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahmi dan berbuat baik kepada anak-anak yatim. Hal itu merupakan amalan yang Allah akan segerakan pahalanya di dunia disertai kebaikan pahala yang Allah simpan untuk pelakunya di akhirat.

Perhatikanlah hak-hak tetangga. Disebutkan di dalam hadis, “Tidak sempurna keimanan seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejelekannya.”

Perintahkanlah kebaikan dan laranglah dari kemungkaran sesuai ketentuan syariat. Sebab, keduanya merupakan penjaga masyarakat dan pagar bagi Islam.

 

 

Hati-hatilah kalian dari perbuatan membunuh jiwa yang diharamkan maupun perbuatan keji. Sungguh di kitab-Nya Allah telah mengandengkan perbuatan tersebut dengan perbuatan kesyirikan kepada Allah.

Waspadalah kalian dari perbuatan riba. Sebab, riba bisa menghilangkan sesuatu yang dia peroleh dan mendatangkan kemarahan Rabb.

Waspadalah kalian dari perbuatan suap dan persaksian dusta, karena keduanya bisa menelantarkan hak-hak (manusia) dan bisa menguatkan kebatilan.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan yang diberi suap. Beliau juga menggandengkan persaksian dusta dengan perbuatan syirik kepada Allah Ta’ala.

 

 

Jauhilah khamr dan segala macam yang memambukkan, rokok dan narkoba. Sebab, hal-hal tersebut bisa membuat Allah murka, merusak hati, menghilangkan akal, menghancurkan badan, mengubah akhlak yang mulia, dan mengacaukan masyarakat.

Nabi kita shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap yang memabukkan itu haram. Sesungguhnya Allah memiliki perjanjian bagi siapa saja yang meminum minuman yang memabukkan, maka Dia akan memberi dia minum dari Thinatul Khabal. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu Thinatul Khabal?” Beliau menjawab, “Keringatnya penduduk neraka atau sari-sari penduduk neraka.” (HR. Muslim)

Waspadalah dari seluruh dosa, kemaksiatan dan kejelekan.

 

 

Wahai hamba-hamba Allah! Ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, sesungguhnya sikap mendengar dan taat kepada pemerintah pada perkara yang ma’ruf dan haramnya memberontak kepada mereka dan mencabut sikap ketaatan kepada mereka termasuk prinsip dan pokok Islam yang agung.

Sesungguhnya sikap memberontak kepada mereka dengan berbagai jenisnya, seperti demonstrasi, persilisihan dan lain-lain semuanya termasuk perkara yang diharamkan oleh ulama sunnah. Mereka sepakat atas haramnya perbuatan-perbuatan tersebut.

Hal itu berdasarkan dalil al-Qur’an dan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan disebabkan pula karena perbuatan tersebut akan menyeret bahkan sudah menyeret kepada kaum muslimin pada berbagai kerusakan, seperti hilangnya keamanan, ketentraman, kehormatan dan Negara. Ya, kerusakan-kerusakan yang jauh lebih besar daripada kemaslahatan yang diharapkan.

Karena kerusakan-kerusakan inilah, lebih dari 100 hadis Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah membahas dan menerangkan sikap mendengar dan taat kepada pemerintah dan larangan memberontak kepada pemerintah zalim.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.