Maqshaf kita, bukan sekedar tempat belanja

 

Oleh Mush’ab Klaten 3A Takhasus

 

Bangunan putih hampir persegi itu telah banyak menyaksikan tingkah laku bani Adam di sekitarnya. Kemegahannya menjadi saksi bisu atas tindak tanduk yang mereka perbuat. Sudah tak terhitung lagi berapa orang yang menyapa dua pintu masuk itu.

 

Meski hanya diam, setidaknya ia juga banyak memberikan sumbangsih untuk mereka yang hidup di sekitarnya. Mulai aktif sejak dini hari dan baru beristirahat setelah larut malam. “Maqshof Kita” begitulah kami menyebutnya. Merupakan tempat yang tak pernah sepi pengunjung, termasuk gedung tertinggi di Ma’had kami. Tempat yang paling terang dan juga tempat yang selalu ramai.

 

Solusi bagi santri

Tentu sudah banyak kisah yang tersimpan di tumpukan sejarahnya. Sejak awal berdirinya, hingga kini menjadi swalayan Ma’had yang tak kalah tanding dengan swalayan pada umumnya. Terletak di sebelah selatan lapangan Ma’had. Tempatnya sangat strategis, karena para santri yang lelah setelah bermain tidak perlu jauh-jauh pergi mencari air minum dan cemilan.

 

Bagian dalam “maqhof kita” layaknya sebagaimana swalayan pada umumnya, warna putih bangunan mendominasi. Hampir sepuluh rak yang berdiri membentang kebarat dan timur, barang dagangan disusun rapi di atas rak-rak. Beberapa digantung atau ditata di dalam rak etalase kaca. Sekeliling tembok bagian dalamnya penuh dengan barang-barang jualan. Tidak ada tembok, kecuali terdapat rak atau gantungan. Empat frezer bertegangan tinggi berkumpul di pojok barat menempel dengan dinding utara, dan satu lemari pendingin tegak menempel dinding baratnya.

 

Di lantai dua, tersedia berbagai kebutuhan sandang. Mulai dari sirwal, sampai jubah dan gamis. Semua tersedia dengan beragam pilihan merek dan warna. Sandal, sapu, alat pel, panci, wajan hingga termos pun bisa anda dapatkan di sana. Tak ketinggalan kitab-kitab para ulama, mulai dari mutun, buku-buku terjemah, majalah, sampai kitab besar berjilid, turut meramaikan rak-rak lantai dua maqshof.

 

Perhatian pondok

Jika berbicara tentang maqshof, tentu akan mengingatkan kita akan besarnya perhatian pondok kepada para santri. Di antara tujuan diadakannya maqshof adalah untuk mengurangi porsi keluar para santri dari Ma’had. Sehinggga akan menutup dampak negatif pada santri, secara langsung maupun tidak. Sehingga dengan adanya maqshof, santri akan mencukupkan dengan apa yang tersedia di sana. Pihak Ma’had telah berusaha untuk melengkapi barang-barang dagangan maqshof demi menjaga para santri agar tidak keluar.

 

Bukankah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda:

لايؤمن أحدكم حتّى يحبّ لأخيه ما يحبّ لنفسه

“Tidak akan sempurna keimanan kalian sampai kalian mencintai untuk saudara kalian apa yang kalian cintai untuk diri kalian sendiri.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

 

Tidak hanya itu, keberadaannya juga sangat membantu para mutazawwijin (yang sudah berkeluarga) yang tinggal sekitar pondok. Mereka tidak harus repot-repot berkendara keluar ketika memerlukan kebutuhannya, sehingga biaya lebih hemat dan yang terpenting terselamatkan dari berbagai fitnah syahwat dan syubhat yang tak terbendung arusnya di luar sana Termasuk di antaranya ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan), karena maqshof ini hanya khusus untuk para ikhwan (laki-laki) saja. Adapun maqshof khusus santriwati dan ummahat ada sendiri, walhamdulillah.

 

Di antara kelebihannya juga, ketika di maqshof, antum tidak berjumpa kecuali dengan thullab (santri), asatidzah (ustadz) atau para ikhwah saja. InsyaAllah tingkah laku mereka selalu terbimbing oleh ilmu. Dan amar ma’ruf nahi mungkar diterpakan dengan ketat di maqshof. Pokoknya pulang dari belanja di maqshof tak hanya membawa barang belanjaan, bagi siapa yang mau mengambil hikmah di sana, tentu akan mendapat banyak faedah dari belanjanya itu.

 

Banyak pelajaran yang kami dapatkan

Dengan maqshof ini, kami belajar arti persaudaraan dan pertemanan. Belajar menghormati atau mendahulukan yang lebih tua, dari kalangan kakak kelas, para mutazawwijun (mereka yang sudah berkeluarga), asatidzah (ustadz-ustadz) dan yang lainnya. Begitu pula belajar menyanyangi terhadap adik-adik kami yang kelasnya di bawah, dengan memantu mereka dan semisalnya.

 

Di maqshof ini pula, kami para santri menggali pahala. Karena maqshof menjadi lapangan ta’awun bagi kami, terutama santri takhossus, yang direkrut menjadi karyawan dadakan selama masa pandemi. Dari sini kami semakin tahu banyak hal. Kami semakin sadar akan beratnya usaha dan bekerja, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para orang tua kami.

 

Semua ini adalah karunia Allah Ta’ala semata, kemudian berkat kegigihan asatidzah dalam beradakwah dan membimbing kami. Karena maqshof ini diadakan tak hanya untuk keperluan belanja saja, lebih dari itu pilar-pilar dakwah di tancapkan kuat dipondasinya.

 

Mudah-mudahan bermanfaat bagi kami dan kalian. Semoga Allah kokohkan kami dan kalian di atas al-Haq dan dilindungi dari berbagai kejelekan dan fitnah. Amin

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.