Melalui ta’awun, kepedulian dan kerja sama yang dibangun

Oleh Mujahid Aceh Takhasus 3A

 

Pagi hari selepas shalat shubuh adalah waktu yang mulia.

Pagi hari setelah berdiri tegak dihadapan ilahi merupakan waktu yang istemewa dan berharga.

Pagi hari sebelum mentari beranjak adalah salah satu waktu yang barokah.

 

Perbedaan Tujuan

Namun, sepertinya setiap insan berbeda dalam menghadapinya. Sesuai dengan perbedaan jalan dan tujuan mereka masing-masing.

Di waktu pagilah, para pemburu dunia bersiap berangkat menuju tempat mereka berkelana.

Di waktu pagi juga, pejuang cilik atau remaja memakai pakaian berdasi lengkap dengan sepatu pertanda siap berangkat ke sekolah masing-masing.

 

Kehidupan idaman

Di saat ini pula, kami para santri duduk manis membuka kalam ilahi, melantunkannya dengan mengharap ridho-Nya.

Selepas shalat shubuh, terlihat seluruh santri begitu antusias dan semangat mengambil mushaf. Lalu duduk di tempat yang telah di tentukan. Membuka, lalu membacanya. Ada yang sedang berusaha menghafal ayat demi ayat. Ada yang sedang berupaya memperbaiki hafalan dan memuroja’ahnya. Adapula yang terlihat terangguk-angguk menahan kantuk yang menyerang.

Masjid kami kala pagi hari benar-benar penuh dengan suara para santri. Suara yang melantunkan kalam ilahi. Suara mereka melafadzkan ayat-ayat suci. Suara mereka yang sedang berjuang demi kebahagian hakiki.

 

Saling ta’awun dalam kebaikan

Demi kelancaran kegiatan di pagi hari, yaitu memuroja’ah atau menghafal maka dibentuklah halaqoh-halaqoh tasmi’ yang terdiri dari 10-15 orang. Di antara kami ada yang diberi amanah untuk menasmi’ teman-teman di halaqoh-halaqoh tersebut.

Halaqoh tersebut terbagi menjadi dua bagian, satu bagian untuk mereka yang telah menyelesaikan hafalan al-Qur’an, di beri nama (halaqoh itqon). Satu bagian lagi untuk mereka yang sedang dalam peroses menghafal (halaqoh hifdz). Sengaja dibagi seperti ini agar masing-masing santri mendapat hasil yang maksimal.

Maksimal dalam menghafal karena ada teman-teman yang sama-sama menghafal. Maksimal dalam memuroja’ah, sebab ada teman-teman yang sepertinya. Mereka juga lebih terkontrol, oleh karena itu dibentuklah para pentasmi’ untuk setiap halaqohnya. Di setiap pagi, para santri menyetorkan hafalan ke para musammi’nya. Ya, itulah kegiatan dan rutininitas kami para santri di setiap waktu pagi.

 

Manfaat adanya ta’awun

Kegiatan ini sangat bermanfaat tentunya, disamping ada nilai ta’awun (saling kerja sama) dalam hal yang ma’ruf,  juga ada keutamaan yang besar, yaitu meraih predikat “hamba terbaik”.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari: 5027 dari sahabat Utsman bin Affan)

Pada hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “sebaik baik kalian”, baik dari segi dunia atau akhirat adalah yang mempelajari al-Qur’an. Masuk di dalamnya menghafal dan memuroja’ahnya. Begitu pula “mengajarkannya”, masuk di dalamnya mentasmi’. Allahu akbar, subhanallah. Tentu, ini semua bagi yang ikhlas dalam mengerjakannya. Wallahu a’lam

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.