Memandang yang di bawah kita
Oleh Rafli Banyuwangi Takhasus
Di antara cara lain untuk meraih kesuksesan yang hakiki adalah dengan cara bersyukur terhadap nikmat Allah dan tidak kufur terhadapnya.
Syukur merupakan amalan yang mulia di sisi Allah, terlebih di saat seorang hamba dalam keadaan sakit, fakir, atau terkena musibah.
Jika dibandingkan dengan nikmat yang Allah berikan kepadanya dengan banyaknya syukur kepada Allah, maka sangat jelas bahwa kita masih belum banyak mensyukuri nikmat Allah.
Bimbingan Nabi dalam bersyukur
Di antara cara untuk bersyukur terhadap nikmat Allah yaitu dengan memperbanyak ibadah kepada Allah dengan sabar dan rida, dan cara jitu bersyukur adalah mengamalkan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian, karena hal itu akan lebih pantas untuk kalian tidak mengingkari nikmat Allah.” (HR. Muslim)
Betapa banyak orang yang tidak bersyukur kepada Allah dikarenakan melihat orang yang di atasnya dalam hal dunia, padahal jika dilihat dengan seksama, jelas dia lebih di atas dalam hal fisik atau kesehatan. Sebaliknya, jika dia melihat ke bawah maka dia akan selalu bersedih, menangis, dan gelisah yang menimpanya.
Ketika seorang hamba berusaha mengamalkan apa yang dibimbingkan oleh Nabi di atas, niscaya akan ditambah kenikmatannya, sebagaimana firman Allah,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrohim: 7)
Akhir kata
Demikianlah sedikit semoga dapat menjadi renungan bersama. Jika ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca, mohon dimaklumi. Wa shallallahu wa sallama ‘ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi.