Pagi yang Berarti di Ma’had Kami

 

Oleh Mush’ab Klaten, Takhasus

 

Mentari mulai menyapa bani Adam, semburat cahayanya membawa kehangatan, rahmat dan kasih sayang dari yang Maha Kuasa. Para santri menjalani aktivitas rutin mereka, sejak pagi tadi sauasa di ma’had telah hidup, ramai oleh salam dan sapaan mereka, juga obrolan dan sesekali canda tawa.

Di pagi hari seperti ini, semua santri sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang berolah raga ringan di kamar, berjemur, ada juga yang jogging di sekitar komplek ma’had, belajar mandiri, atau sekedar membaca buku.

Ada lagi yang lebih memilih meringkuk di atas tempat tidur, berselimut dengan kain tebal nan hangat, lalu menyelam di alam mimpi yang indah. Kalau ada yang bertanya mengapa memilih tidur, jawabannya simpel, “Biar gak ngantuk kalo pelajaran.” Tidak ada larangan, terserah mereka memanfaatkan waktu pagi. Santri sudah tahu mana yang lebih bermanfaat bagi dirinya.

 

Makhluk Lain Pun Turut Meramaikan

Para makhluk lain yang hidup bersama mereka juga turut meramaikan suasana pagi di ma’had. Makhluk Allah yang bercangkang (kura-kura), milik salah satu santri takhassus itu contohnya. Ia selalu berjemur setiap pagi, untuk menguatkan cangkangnya.

Jumlahnya ada dua, bisa dibilang kembar karena warnanya sangat mirip. Hampir setiap pagi rumahnya dibersihkan dan dirawat. lalu mereka berdua dibiarkan keluar rumah, jalan-jalan menikmati dataran paving, dan hangatnya sinar mentari pagi.

 

Agak beda dengan hewan bercangkang tadi yang tak bisa bicara namun tingkahnya sudah menarik perhatian para santri, kalau hewan yang satu ini, selalu mencuri perhatian para santri dengan suara merdunya. Meski hanya mendekam di dalam sangkar, ia tak pernah bosan menyapa siapa saja yang melewati rumahnya.

Rumahnya menggantung di teras deretan sakan Takhasus. Siapa pun yang lewat akan dia panggil dengan suara khasnya, indah meski tak dipahami, tapi cukup memancing para santri yang lewat untuk bermain-main dengannya. Cukup kita melambaikan tangan sambil memainkan jari, ia akan berkicau indah dengan suara merdunya.

Makhluk Mungil dalam Sangkarnya, Setia Menemani Santri dengan Kicaunya

Pagi Hari di Beberapa Sudut Ma’had

Di pagi hari juga, sumur tempat santri mencuci akan penuh dengan thullab Tahfizh yang rela berdesak-desakan untuk mencuci pakaiannya sendiri. Pagi hari adalah salah satu dari dua waktu jadwal mencuci mereka, selain sore hari seusai salat asar.

Suara gaduh mereka akan terdengar jelas dari asrama Takhasus, beradu dengan irama lidi menggesek jalanan paving antara sakan Takhasus dan sakan Tahfizh yang disapu setiap dua kali sehari.

Untuk kamar mandi, mungkin sebelum jam 07:00 kamu masih bisa melihat kamar mandi yang kosong. Japi jangan kaget kalau sudah lewat jam tujuh, waktunya berebut kamar mandi. Seluruh kegiatan di pagi hari, mulai dari olah raga, mencuci, bermain, secara kompak akan berhenti setelah jam tujuh, dan saat itulah mereka akan mandi.

Bagi yang berpengalaman dan tidak mau mengantri, akan mandi sebelum jam itu. Supaya tidak perlu menunggu antrian. Atau caranya dengan menaruh gayung mandi di depan pintu kamar mandi secara berjajar seperti antrian. Yang gayungnya paling dekat dengan pintu adalah yang pertama kali akan masuk, mengantri mandi ala santri.

Mengantri Mandi Ala Santri

 

Asyiknya Pagi di Ma’had Kami

‘Hidup’ dan menyenangkan, begitulah suasana pagi di ma’had kami. Para santri berlalu lalang di lorong-lorong, saling menyapa di jalan-jalan, bersorak ceria di lapangan, atau lari berkelompok mengitari komplek ma’had. Sebagian yang lain meyelesaikan tugas paginya sebagai tim kebersihan ma’had; menyapu halaman, membersihkan selokan, semua itu mewarnai pagi hari di ma’had kami. Asyik dan berfaedah.

 

Jadikan Pagimu Berfaedah

Kata sebagian ahlul ilmi, pagi hari akan menentukan semangat kita di hari itu. Kalau di pagi hari kita semangat, maka kemungkinan besar kita akan semangat sepanjang hari, dan sebaliknya. Bahkan ada yang mempermisalkan pagi hari dengan masa muda, kalau seorang sukses menghidupkan pagi dengan kebaikan, sisa harinya akan dipenuhi dengan kebaikan pula, insyaAllah.

Keberkahan juga Allah Subhanahu Wa Ta’ala tebarkan di pagi hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكورِها

“Ya Allah, berikanlah keberkahan untuk umatku di waktu paginya” (HR. Ibnu Hibban, disahihkan oleh al-Albani)

Sumur Mahad di Pagi Hari, Tempat Mencuci Baju Santri

Karena itulah kita dituntut untuk bersyukur kepada Allah di waktu pagi, sebagaimana yang terkandung dalam doa bangun tidur yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:

الحَمْدُ للهِ الّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُور

“Segala puji hanya milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya lah tempat kembali.”

Di dalam doa ini terkandung makna bersyukur kepada Allah yang telah menghidupkan kita dari kematian (kematian kecil) yaitu tidur. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan kepada kita untuk selalu membaca zikir pagi dan petang guna bersyukur kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang Dia berikan kepada kita, juga untuk menjaga diri kita dari berbagai marabahaya sepanjang hari. Baik bahaya yang terlihat (kasatmata), maupun mara bahaya yang tak terlihat (dalam masalah agama).

Tidak hanya itu, berzikir di waktu pagi juga membuat kita memulai waktu pagi dengan amal saleh dan ibadah. Sehingga harapannya, sisa hari itu akan terpenuhi dengan amal saleh dan ibadah pula.

 

Mendulang Faedah di Pagi Penuh Berkah

Aktivitas pagi di ma’had kami pun juga demikian, sebisa mungkin para santri menyibukkan diri mereka dengan amal saleh. Tim kebersihan berkerja di waktu pagi. Adapun yang lain memanfaatkannya untuk mencuci, dan ada juga yang berolah raga. Bahkan mereka yang tidur di waktu pagi sekali pun, jika ditanya alasan tidurnya, akan menjawab; “Supaya gak ngantuk ketika pelajaran nanti.” Biasanya mereka yang tidur pagi adalah tim jaga yang semalam berjaga dari jam 22:30 sampai subuh.

Hangatnya Pagi di Mahad Kami

Bagi seorang muslim waktu sangatlah bernilai, tak boleh sedetik pun terlewatkan, terlalaikan, dan tersia-siakan dalam hal-hal yang tak berarti. Karena untuk seorang muslim, semua aktivitas yang ia lakukan bisa bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala.

Sekalipun itu hanya sekedar kebiasaan biasa, yang setiap hari dia lakukan, atau merupakan suatu kebutuhan jasmani yang mesti ia kerjakan. Semua itu jika ia niatkan dalam rangka untuk mengharap pahala dari Allah, akan menjadi amal saleh baginya.

Karena itulah, sepantasnya bagi kita untuk tidak pernah meluputkan hal ini, yang kebanyakan manusia lalai darinya. Sekalipun kita tidur misalnya, niatkan itu untuk Allah Ta’ala, untuk menambah semangat dan antusias kita ketika beribadah kepada-Nya, dan untuk membantu aktivitas amal sakeh kita yang lainnya, agar tidur kita itu bernilai ibadah di sisi Allah.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.