Pemburu malam Lailatul Qadar
Oleh Haidar Solo Takhasus
Bulan Ramadhan sudah mencapai puncak-puncaknya. Malam-malam yang ditunggu oleh mereka yang mencarinya telah berada di pelupuk mata. Malam tersebut memang terletak di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Malam apakah yang dinanti-nantikan oleh mereka? Dan siapakah mereka itu? Mereka adalah para pemburu malam lailatul qodar.
Malam di mana kitab suci umat Islam diturunkan. Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang para malaikat turun secara berduyun-duyun. Malam yang membawa rahmat dan keberkahan, sehingga ketenangan akan dirasakan oleh seluruh makhluk-Nya. Malam lailatul qodar memang malam yang penuh dengan kemuliaan.
Sifat para pemburu malam lailatul qodar
Para pemburu ini memang tidak bersenjatakan pistol atau pun sejenisnya. Mereka juga tidak memakai atribut-atribut layaknya orang yang memburu buruan, seperti: kijang dan burung.
Akan tetapi mereka adalah para pemburu yang dilengkapi dengan persenjataan iman dan takwa. Apa yang tersimpan di balik dada mereka merupakan amunisi yang tidak akan pernah habis. Yaitu ikhlas karena Allah Ta’ala disertai mengharap pahala dan ampunan-Nya.
Atribut mereka cukup sederhana, seringnya menggunakan atribut yang mereka pakai ketika sedang menghadap Rabb semesta alam ketika shalat. Tetapi terkadang mereka hanya menggunakan jubah dan celana yang dibalut oleh sarung guna menutupi lekak-lekuk aurat mereka.
Cara mendapatkan malam lailatul qodar
Bagaimana cara untuk mendapatkan “buruan” mereka? “Buruan” yang satu ini memang tidak dapat ditangkap layaknya buruan yang lain. Lantas cara apakah yang mereka pakai jika memang keadaanya demikian?
Dikarenakan “buruan” ini hanya dapat dijumpai saja, maka mereka menggunakan berbagai cara untuk memanfaatkan perjumpaan tersebut. Yaitu dengan melakukan amal ketaatan yang beragam jenisnya. Mulai dari membaca al-Qur’an, bersedekah, ber-ta’awun, memanjatkan doa, berdakwah melalui tulisan, memberi kemudahan bagi yang lain, berwajah berseri-seri, memaafkan kesalahan, menghilangkan rasa iri serta marah terhadap saudaranya sesama muslim, dan juga banyak amalan lain yang mereka lakukan.
Curahkan semangatmu di sepuluh hari terakhir!
Mari kita saling berlomba-lomba untuk memanfaatkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan mencurahkan segenap tenaga, pikiran, dan kemampuan dalam mengerjakan berbagai amal ketaatan yang beragam jenisnya. Serta berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk menjauhi kemaksiatan dan perkara yang sia-sia.
Doa
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita dipertemukan dengan malam lailatul qodar dalam keadaan mengerjakan amal ketaatan serta menjahui kemaksiatan dan perbuatan yang sia-sia. Kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya mengaruniakan kepada kita niat yang tulus dan kondisi badan yang sehat saat berjumpa dengan malam lailatul qodar. Amin yaa Rabbal ‘alamin.