Salaf di bulan Sya’ban

 

Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga

 

Sesungguhnya di antara hari-hari dan bulan-bulan ada yang memiliki keutamaan beramal sholih di dalamnya. Orang yang bahagia adalah orang yang memiliki perhatian dengan waktu-waktu tersebut. Dia memakmurkan waktunya untuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah. Telah lalu bulan rajab dan beruntung bagi yang memenuhinya dengan berbagai amal sholih.

Dan telah datang kepada kita bulan Sya’ban, bulan yang di dalamnya terdapat berbagai keutamaan. Ini meruapakan kesempatan bagi orang-orang sholih untuk menambah bekal dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Barang siapa yang terluput darinya kebaikan ini, maka dia telah terluput dari kebaikan yang amat banyak.

 

Amalan di bulan Sya’ban

  1. Memperbanyak puasa

Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperanyak puasa di bulan Sya’ban, beliau berpuasa di bulan Sya’ban tidak seperti berpuasa di bulan lainnya.

Dalam Shahihain dari sahabat Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ، وَمَا رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْته فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus berpuasa sampai-sampai kami katakan beliau tidak berbuka. Demikian pula beliau terus berpuasa sampai-sampai kita katakan beliau tidak berpuasa. Tidaklah pernah aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat bulan yang beliau berpuasa padanya yang lebih banyak dari Ramadhan melainkan bulan Sya’ban.” (Muttafaqun ‘alaihi)

 

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata: “Bulan Sya’ban seperti pembukaan bulan Ramadhan, maka pada bulan tersebut disyariatkan amalan-amalan yang disyariatkan pada bulan Ramadhan. Seperti puasa dan membaca al-Qur’an. Hal ini agar siap menyambut Ramadhan dan jiwa menjadi terlatih dalam ketaatan kepada ar-Rahman.” (Latha-if al Ma’arif fima li mawasim al-‘Am min al-Wazha-if hal. 258)

  1. Memperbanyak membaca al-Qur’an

Salamah bin Kahil rahimahullah berkata: “Bulan Sya’ban dinamakan pula bulan para pembaca al-Qur’an.”

Dahulu Habib bin Abi Tsabit rahimahullah apabila memasuki bulan Sya’ban, beliau berkata: “Ini adalah bulan para pembaca al-Qur’an.”

Begitu pula ‘Amr bin Qois al-Munaai rahimahullah apabila masuk bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan mencurahkan waktunya untuk membaca al-Qur’an.

 

Bagaimana yang masih memiliki hutang puasa Ramadhan?

Barangsiapa yang memiliki hutang puasa di bulan Ramadhan yang telah lalu, maka bersegeralah melunasi puasanya sebelum datang bulan Ramadhan. Sungguh kebanyakan manusia menggampangkan perkara ini dan melupakannya, sapai datang bulan Ramadhan kepada mereka.

Abu salamah rahimahullah berkata: “Aku mendengar Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, ‘Aku memiliki hutang puasa di bulan Ramadhan dan aku tidak bisa melunasinya kecuali di bulan Sya’ban.’”

Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Faedah yang bisa diambil adalah semangatnya Aisyah untuk melunasinya di bulan Sya’ban. Karena tidak boleh mengakhirkan hutang puasa sampai masuknya bulan Ramadhan berikutnya.”

 

Peringatan penting

Sebagian manusia mengkhususkan malam nishfu (pertengahan bulan) Sya’ban untuk mengerjakan shalat sunnah dan menghidupkan malamnya dengan dzikir dan do’a. Mereka tidak melakukannya di hari-hari lain di bulan Sya’ban.

Ini merupakan perbuatan sesat dan bid’ah yang diada-adakan dalam agama. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum tidak melakukannya. Amalan yang di sisi mereka bukan termasuk bagian dari agama, maka selamanya tidak akan menjadi bagian dari agama. Seandainya amalan tersebut baik, niscaya mereka lebih dahulu mengerjakannya dianding kita.

 

Penutup

Demikianlah pembahasan seputar bulan Sya’ban, mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi pemberat timbangan di akhirat. Semoga Allah senantiasa kokohkan kami dan kalian di atas sunnah dan dijauhkan dari berbagai fitnah. Amin

Sumber: Khutbah jum’at Syaikh Kholid az-Zhafiri hafidzahullah di Masjd as-Sa’diy Kuwait.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.