Sebuah Catatan di Akhir Masa PKL SPN: ‘Om, Besok Kalo Om ke Pondok Azril Boleh Ikut ya?’

 

Oleh Tim Jurnalistik Santri

 

Sebuah Catatan di Akhir Masa PKL SPN – Sabtu, 26 November 2022 akan mengubah semua kegiatan kami di Perkebunan Widodaren menjadi cerita dan kenangan. Pada hari tersebut kami akan kembali ke Ma’had Minhajul Atsar untuk melanjutkan perjalanan thalabul ilmi kami.

Praktik kerja lapangan di Perkebunan Widodaren telah usai, kami pun berkemas untuk bersiap-siap meninggalkan Perkebunan Widodaren dan berpindah medan juang di pondok tercinta.

Hari-Hari Terakhir di Perkebunan Widodaren

Sedih, cemas, senang dan perasaan lainnya bercampur aduk. Kami senang karena dapat kembali ke lingkungan yang senantiasa dihiasi oleh lentera ilmu, namun di sisi lain kami juga sedih, karena kami harus berpisah dengan para warga yang telah sangat akrab dengan kami. Saking dekatnya dengan kami, sampai-sampai ada di antara mereka yang tidak sungkan bercerita dan mencurahkan isi hatinya kepada kami.

PT. PP Jember-Indonesia Kebun Widodaren

Undangan dari Warga Perkebunan Widodaren di Akhir Masa Tugas

3 hari terakhir masa PKL, ada beberapa warga yang mendatangi Posko PKL-SPN untuk mengundang kami semua makan besar di rumahnya. Dalam 3 hari tersebut kami semua memenuhi 5 undangan dari warga yang berbeda.

Masya Allah, dari kesederhanaan hidup, mereka dapat berbagi. Terkadang menu yang dihidangkan hanyalah seadanya, namun kebersamaan dan kehangatan persaudaraan yang meliputi perasaan kami saat menyantap hidangan, menjadikan hidangan tersebut sangat spesial bagi kami.

Posko PKL SPN di Widodaren

Ada sebagian warga yang sibuk dan tidak bisa mengundang kami namun tetap berusaha berbagi kepada kami. Mereka mendatangi posko kami dengan membawa lauk-pauk dan sayur matang. Kami teringat sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam,

أَجِيبُوا الدَّاعِيَ، وَلَا تَرُدُّوا الْهَدِيَّةَ

“Hadirilah undangan dan jangan tolak hadiah!” (HR. Ahmad. Al- Arnauth menyatakan hadis ini jayyid).

Dari situ kami semangat untuk memenuhi undangan dan menerima hadiah, serta membalas mereka dengan semaksimal mungkin. Semoga Allah membalas kebaikan para warga Perkebunan Widodaren dengan balasan yang melimpah di dunia dan di akhirat.

Tingkahnya Menggemaskan, Semakin Berat tuk Perpisahan

Dik Wira dan Dik Azril, dua balita yang akrab dengan kami menjadi sangat sering bermain ke posko kami. Di hari-hari terakhir ini mereka banyak menghabiskan waktunya di posko kami. Bahkan tak jarang mereka ikut salat berjamaah bersama kami di posko ketika turun hujan.

Terkadang mereka dicegah oleh Ibunya ke posko karena hujan, namun mereka tetap memaksa hingga akhirnya mereka diizinkan ke posko namun menggunakan topi dan payung, supaya tidak terkena air hujan.

 

Tingkah lucu keduanya, membuat kami berat berpisah dengan mereka. Tak jarang mereka bercerita kepada kami dengan pemahaman dan penyampaian yang sesuai dengan usia mereka. Kami pun dibuatnya tak mampu menahan tawa.

Mereka tampak sangat sedih jika kami pulang, “Om, besok kalo Om ke pondok Azril boleh ikut ya…?” Tutur Azril dengan nada memelas. Kami pun sontak menjawab boleh. Namun ibunya tentu tidak mengizinkannya mengingat usianya yang belum genap 4 tahun.

Berpamitan dengan Warga Perkebunan Widodaren

Sejak seminggu sebelum jadwal kepulangan kami, banyak dari warga yang bertanya kepada kami. Mereka khawatir jika tidak sempat berpamitan dengan kami. Sebagaimana tutur salah seorang warga kepada kami,

“Dik, kapan pulang? Jangan kaya anak PKL lainnya yang tiba-tiba pulang gak pamit. Jauh-jauh hari sebelumnya kasih tahu ke Bapak ya, Dik. Terus sebelum pulang, semua santri PKL harus makan di rumah Bapak ya.” Namanya Pak Saiful, beliau berpesan demikian saat mengunjungi posko PKL SPN.

 

Berpamitan dengan Berbagi Olahan Santri PKL SPN kepada Warga

Alhamdulillah, pada malam terakhir, kami bisa berpamitan dengan membagikan Mie Ayam olahan santri PKL-SPN kepada warga Perkebunan Widodaren. Tak lupa kami mengucapkan rasa terima kasih kepada para warga dan memohon maaf jika banyak kekurangan dari kami.

Ketika kami ketuk pintu demi pintu untuk berpamitan sekaligus membagikan olahan kami, banyak dari warga yang terkejut ketika mengetahui bahwa kami esok harinya sudah pulang. Bahkan ada warga yang memohon kepada kami supaya melobi ke Kyai di pondok untuk meminta tambahan waktu hingga 3 bulan.

Berbagi Olahan Mie Ayam Kepada Warga Sekitar

Kami pun tersenyum dan menjawab, “Iya Pak, ini kami sudah meminta tambahan 4 hari ke Kyai Majdi, tapi hanya diberi 3 hari. Ya alhamdulillah Pak, disyukuri saja, daripada tidak diberi sama sekali.” Jawab santri asal Jawa Tengah.


Baca Juga: Kesan Emas dari Kayumas, Sebuah Catatan di Akhir Masa PKL-SPN


Kepulangan Santri PKL SPN ke Ma’had Minhajul Atsar

Akhirnya hari kepulangan pun tiba, kami segera bersiap untuk bertemu Pak Haji Wagimin selaku pimpinan tertinggi (ADM) di Perkebunan Widodaren dengan tujuan menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf dari para santri.

 

Berpamitan dengan Staf Petinggi Perkebunan Widodaren

Walhamdulillah, pertemuan dengan para staf petinggi Perkebunan Widodaren bisa terlaksana. Setelah Bapak ADM (setingkat manajer) memberikan pembukaan di pertemuan tersebut, Bapak Juwari (Kepala TU) dan Bapak Syamsuddin (Sinder Besaran) memberikan kesan yang mendalam kepada kami santri PKL-SPN, mereka menyatakan bahwa PKL kali ini jauh berbeda dengan PKL lainnya, ini adalah PKL pertama yang meninggalkan kesan yang sangat baik di masyarakat Perkebunan Widodaren.

Santri PKL-SPN sedang Berpamitan dengan Para Staf Petinggi Perkebunan Widodaren

Setelah itu, Pak ADM mempersilahkan perwakilan dari kami untuk menyampaikan pesan dan kesan selama praktik di Perkebunan Widodaren. Kami pun saling bertukar pandangan, akhirnya salah seorang teman kami asal Kota Pelajar mewakili kami menyampaikan pesan kesan kami selama di PT. PP. Jember Indonesia. Pertemuan pagi itu diakhiri dengan tanya jawab ringan antara kami dengan pihak Perkebunan Widodaren.

Setelah kami bersalaman dengan para staf petinggi Perkebunan Widodaren, kami segera kembali ke posko untuk berkemas dan berberes sembari menunggu rombongan asatidzah yang akan menjemput kami.

Menit-Menit Terakhir Kami di Widodaren

Ketika kami masih menunggu, tiba-tiba beberapa warga datang ke posko untuk memberikan oleh-oleh kepada kami apa saja yang mereka punya dan bisa diberikan. Ada yang membawa pisang beberapa tandan, kopi beberapa kilo dan lainnya. Alhamdulillah, semoga Allah membalas mereka dengan yang lebih baik.

Akhirnya rombongan penjemput yang kami tunggu tiba di Perkebunan Widodaren, para asatidzah dan beberapa pengurus pondok pun segera bertemu Pak ADM untuk berpamitan dan meminta tanda tangan piagam dari beliau.

Beberapa Tandan Pisang Pemberian Warga

Alhamdulillah tanggapan yang disampaikan oleh Pak ADM kepada para asatidzah sangatlah baik, bahkan beliau meminta kepada ustadz kami untuk mengirim santri PKL SPN lagi di tahun depan dengan masa tugas yang diperpanjang hingga 3 bulan.

Setelah selesai berpamitan, barang pun sudah di dalam mobil, kami semua akhirnya meninggalkan Perkebunan Widodaren dengan rasa haru dan sedih. Sebelum kami berangkat, beberapa teman kami menyempatkan untuk bertemu beberapa warga yang sudah sangat akrab dengan kami. Obrolan demi obrolan, hingga tak terasa beberapa warga meneteskan air mata, bahkan memeluk kami dengan sangat erat. “Semoga kita dimudahkan untuk bisa silaturahmi lagi ya Pak,” kami menutup pertemuan itu.

Inilah detik-detik terakhir kami di Widodaren. Bumi Widodaren, bagi kami (santri PKL SPN) sangatlah susah untuk melupakan kenangan dan pengalaman yang telah terukir dengan indah dan terbalut erat dengan nuansa kekeluargaan yang sangat hangat.

Semoga Allah Taala selalu melimpahkan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.


Baca Juga: Profil Singkat PKL-SPN Ma’had Minhajul Atsar Tahun 1444 H


Penulis: Abdullah At-Atsari Jogja, Takhasus

 

? Kanal Resmi Ma’had Minhajul Atsar Jember

? Join Telegram
https://t.me/mahadminhajulatsarjember

? Situs Resmi:
https://www.minhajulatsar.com

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.