Selalu ada hikmah di setiap musibah
Oleh Muadz Buthon Takhosus
Musibah demi musibah terus datang silih berganti dalam kehidupan ini. Diterima atau tidak, setiap orang harus menghadapi kondisi yang satu ini dalam kehidupannya yang penuh dengan berbagai macam situasi yang mewarnai keseharian mereka. Tak heran, kehidupan dunia disebut sebagai darul ibtila, yakni tempat ujian.
Kita bukan yang pertama
Akhi fillah, apa yang telah kita lewati dari berbagai musibah yang lalu dan yang sedang kita rasakan sekarang, berupa pandemi Covid-19 merupakan bagian kecil dari sejarah kehidupan dunia. Telah mendahului kita banyak generasi sebelumnya yang mengalami hal yang sama dengan apa yang menimpa kita dari kesulitan dan kesusahan. Bahkan musibah yang menimpa mereka lebih berat dan besar dibanding musibah yang melanda kita.
Tidak ada yang sia-sia
Tentu Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidaklah menetapkan suatu perkara, melainkan dengan hikmah dan tujuan yang benar, tanpa ada unsur sia-sia padanya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
مَا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى
“Tidaklah kami menciptakan langit dan bumi serta apa yang berada diantara keduanya, kecuali dengan maksud dan tujuan yang benar.” (QS. Ar-Rum: 8)
Hikmah di balik musibah
Di antara hikmah yang Allah sebutkan di dalam al-Qur’an atas musibah yang melanda umat manusia adalah:
- Ujian
Bentuk ujian bagi kaum muslimin, sehingga denganya dapat terbedakan orang yang jujur dengan orang yang dusta di antara mereka dalam hal keimanan terhadap al-Haq. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan Allah mengetahui orang-orang yang jujur dan orang-orang yang berdusta (dalam keimananya, pent.).” (QS. Al-Ankabut: 3)
- Teguran
Sebagai bentuk pengingat kepada umat manusia terhadap kerusakan dan kemaksiatan yang mereka lakukan, agar mereka rujuk dari apa yang mereka perbuat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan karena ulah manusia, sehingga Allah timpakan kepada mereka sebagian dari apa yang mereka perbuat agar mereka kembali.” (QS. Ar-Rum: 41)
Cukuplah dua hikmah agung di atas telah mewakili hikmah-hikmah lain yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui atas musibah yang Allah berikan kepada umat manusia. Sepantasnya bagi kita untuk berbaik sangka kepada setiap yang Allah tetapkan kepada kita, terkhusus ketetapan adanya musibah.