Semangat Baru di Tahun Ajaran Baru 1443-1444 H
Oleh Tim Jurnalistik Santri
Ucapan hamdalah terdengar dari pengeras suara di depan asrama Takhasus. Salah satu anggota Tim Kantor sedang mengumumkan kepada segenap santri yang telah hadir di ma’had bahwa akan diadakan tausiyah bersama al-Ustadz Abu Muhammad Musa hafizhahullah.
Tausiah tersebut tentu akan menjadi pelecut semangat bagi para pendengarnya. Setelah sekitar 47 hari para santri menghabiskan masa liburan di rumah masing-masing. Mengamalkan perintah Allah dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu birrul walidain di hadapan kedua orang tuanya.
Tausiah
Seusai melaksanakan salat rawatib, para santri sudah mulai berkumpul dan mendekat ke meja pemateri. Ternyata bukan hanya santri Takhasus saja yang hadir di tausiah tersebut. Para santri dari lembaga Takmili pun ikut antusias menghadirinya. Majelis terasa begitu ramai dengan kehadiran mereka.
Al-Ustadz Abu Muhammad Musa hafizhahullah dengan motivasi dan nasehat yang beliau sampaikan, biidznillah dapat menumbuhkan kembali semangat juang kami para santri tuk meraih manisnya ilmu. Di antaranya beliau mendatangkan hadis:
إنّ لكلِّ عَمَلٍ شِرَّةً وَلكُل شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فمن كان فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتي فقدَ اهْتَدَى ومَنْ كانَتْ إِلَى غَيْرِ ذلِك فقد هَلَكَ
“Setiap amalan itu ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa jenuhnya. Maka barang siapa yang masa jenuhnya ia arahkan kepada sunah, sungguh dia telah mendapat hidayah. Adapun yang masa jenuhnya ia arahkan kepada selain sunnah maka sungguh ia telah binasa.” (HR. Al-Baihaqi dan Imam Albani menyatakannya sahih).
Cukuplah hadis di atas sebagai pelecut semangat bagi kami para santri untuk bisa kambali berjuang menuntut ilmu dan ber-ta’awun ‘alal birri wat taqwa setelah menghabiskan masa ‘rehat’ di rumah.
Akhir Kata
Semoga Allah mudahkan kita untuk bisa lebih bersemangat di tahun ajaran baru ini, dan bisa mencurahkan perhatian yang lebih terhadap ilmu. Di mana ilmu amatlah mulia, Allah hanya memberikan kenikmatan ini kepada segelintir dari makhluk-Nya saja.
Maka tak sepatah kata pun yang pantas untuk mengakhiri selain ucapan syukur dan pujian yang sepenuhnya untuk Rabb kita Yang Maha Penyayang dan Pengasih.
Kemudian ucapan syukur kepada para asatidzah murabbiyyin dan mudarrisin yang terbungkus dalam bingkai mahabbah fillah wa lillah. Semoga Allah membalas seluruh jerih payah, perjuangan, serta pengorbanan yang mereka kerahkan untuk kemaslahatan tarbiah kami dengan balsan yang terbaik di dunia dan di akhirat. Amin.
Penulis: Mudzakir Muhammad Arif Padang, Takhasus