Tujuh tanda kebahagiaan seorang hamba

Laporan

 

Oleh Abu Abdirrahman Zakariya Cilacap Tahfizh Mutawassith

 

Keimanan adalah inti kebahagiaan seorang hamba. Karena hanya iman yang akan membawa seorang hamba kepada prilaku yang benar dan sikap yang tepat dalam berbagai keadaan. Ketika dalam limpahan nikmat ia besyukur tidak melampaui batas, saat mendapat musibah ia pun bersabar tidak berkeluh kesah. Memang sabar dan syukur adalah wujud dan konsekuensi keimanan. Dua pasang perangai yang beriringan dalam kehidupan seorang mukmin, ibarat langkah kaki yang silih berganti. Tidak akan cukup dengan salah satu tanpa yang lainnya.

Terlalu banyak fakta yang membuktikan, baik dalil al Qur’an dan as Sunnah maupun apa yang terhadi di alam nyata. Lihatlah para sahabat, dengan keimanan mereka menjalani hidup penuh bahagia. Walaupun secara materi mereka tergolong serba kekurangan. Makan, pakaian, tempat tinggal mayoritas mereka ala kadarnya. Bukan beragam menu siap santap di meja hidangan setiap hari. Bukan kain halus lembut beraroma wangi yang selalu mereka pakai. Bukan pula bangunan kokoh lagi megah yang mereka huni. Namun kebahagiaan selalu mengisi relung hati mereka.

Merekalah para sahabat, walaupun hidup penuh dengan perjuangan berat. Bahkan bersimbah darah, bukan hanya bercucur keringat. Namun kebahagiaan telah diukur dengan semata apa yang bisa dilihat. Karena kebahagiaan hakiki sebanding dengan kuatnya iman dalam hati. Itulah buah indah keimanan. Cermin keteladanan ini sangat kuat terpantul dari para sahabat. Demikian pula setelah orang-orang shalih yang mengikuti mereka dengan baik.

Jadi, bagaimana mewujudkan kebahagiaan? Ya, Di antaranya dengan mengambil keteladanan para pendahulu yang shaleh. Meneladani secara utuh sisi-sisi kehidupan mereka. Ibadah, akhlak, muamalah, dan semua aplikasi dari islam yang kaffah ini. Terutama menyimak dan memerhatikan petuah serta nasehat mereka. Bagaimana mereka berpesan tentang kebahagiaan? Apa saran serta kiat hingga mampu mewujudkannya?

Berikut ini adalah Salah satu dari sekian nasehat emas dari ulama terdahulu, Abu Ali al-Hasan bin Ali al-Juzajani rahimahullah, beliau berkata:

Di antara tanda kebahagiaan hamba adalah:

  1. Dimudahkan dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
  2. Ketepatan terhadap sunnah di dalam amalannya
  3. Berteman dengan orang-orang shaleh
  4. Akhlaq yang bagus dalam bergaul bersama saudara-saudaranya
  5. Mencurahkan kebaikan kepada siapa saja
  6. Perhatian terhadap kaum muslimin
  7. Memerhatikan waktu.”

Tujuh poin nasehat yang begitu bermanfaat, siapa yang mengharapkan kebahagiaan yang tiada terputus waktu, hendaknya ia berusaha mewujudkannya. Ya, hanya dengan meneladani dan berupaya mengikuti nasihat ulama salaf yang shaleh, kebaikan itu semakin dekat dan nyata. Wallahu a’lam

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.