Tumbuhkan Sikap Saling Berbagi di Masa Pandemi
Sikap berbagi merupakan salah satu ajaran mulia dalam Islam. Dermawan adalah sikap yang melatarbelakangi seseorang untuk mudah berbagi terhadap sesama. Sikap inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah. Simak sikap kedermawanan Rasulullah dalam beberapa perjalanan kehidupan beliau, semoga kita bisa meneladaninya.
***
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan, dan pada bulan Ramadhan beliau lebih dermawan lagi. Ketika Ramadhan, Jibril mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mendengarkan bacaan al-Qur`an beliau. Ketika Jibril datang pada bulan Ramadhan, Rasulullah lebih dermawan daripada angin yang berhembus.[1]
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah dimintai sesuatu dengan harapan orang yang meminta dapat masuk Islam, melainkan beliau pasti akan memberinya. Suatu ketika ada seorang laki-laki datang kepada beliau untuk meminta harta. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu memberikan kepadanya kambing sebanyak satu lembah penuh. Sekembalinya ke kaumnya, orang itu mengatakan kepada mereka, “Wahai kaumku, masuklah kalian semua ke dalam agama Islam. Sesungguhnya Muhammad memberi pemberian seperti orang yang tidak takut miskin.”[2]
Dalam riwayat yang lain, Anas berkata,
Ada seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meminta kambing sepenuh lembah kepada beliau. Nabipun memberikan kepadanya apa yang ia minta. Laki-laki itupun pulang kepada kaumnya lalu berkata, “Wahai kaumku, berislamlah kalian. Sungguh demi Allah, Muhammad telah memberikan pemberian tanpa takut tertimpa kemiskinan.”
Anas melanjutkan, “Awalnya, laki-laki tersebut masuk Islam dalam keadaan tidak menginginkan apapun kecuali harta dunia. Ia terus menjalankan ajaran Islam dengan baik hingga agama Islam lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya.”[3]
Syihab mengisahkan sebuah peristiwa,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan perjalanan untuk menaklukkan kota Mekkah. Setelah peristiwa itu, Nabi dan kaum muslimin yang bersama beliau pergi menuju Hunain untuk berperang melawan orang-orang kafir. Allah pun memberikan pertolongan kepada Islam dan kaum muslimin. Pada waktu itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan hasil rampasan perang berupa 300 unta pilihan kepada Shafwan bin Umayyah. Beliau memberikan unta itu secara bertahap, pertama seratus ekor, kemudian seratus ekor dan ketiga kalinya seratus ekor.
Ibnu Syihab menceritakan,
Sa`id bin al-Musayyib menyampaikan, setelah kejadian itu Shafwan berkata, “Demi Allah, Rasulullah telah memberikan kepadaku sebuah pemberian yang banyak, dalam keadaan beliau adalah manusia yang paling aku benci. Setelah apa yang Rasulullah berikan kepadaku, beliau menjadi manusia yang paling aku cintai.”[4]
***
Dalam perjalanan pulang dari medan Hunain, Rasulullah diikuti oleh orang-orang Arab badui. Mereka terus meminta harta rampasan perang kepada beliau. Orang-orang itu pun membawa Nabi ke sebuah pohon hingga selendang beliau terjatuh padahal beliau masih di atas hewan tunggangan. Rasulullah pun berkata, “Kembalikanlah selendangku! Apakah kalian khawatir aku bersikap kikir? Demi Allah, kalau seandainya aku memiliki unta pilihan sepenuh lembah, pastilah aku akan membagikannya untuk kalian, dan setelah itu kalian akan mengetahui bahwa aku benar-benar bukan orang yang kikir, bukan pula penakut ataupun seorang pendusta.”[5]
***
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah meminta Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu agar mau menjual untanya untuk beliau. Padahal unta tersebut adalah unta yang lemah dan telah keletihan akibat perjalanan jauh. Akhirnya, Jabir menjual unta itu dengan harga beberapa dirham. Saat transaki, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam justru memberikan uang harga unta tersebut beserta untanya kepada Jabir bin Abdillah.[6]
[1] HR. al-Bukhari.
[2] HR. Muslim.
[3] HR. Muslim.
[4] HR. Muslim.
[5] HR. al-Bukhari.
[6] Muttafaqun `alaih.