Hati-Hati dalam Menukil Berita
Sebagian orang dengan mudahnya men-share berita atau isu negatif ke orang lain. Dalam keadaan ia sendiri tidak memahami hakekat masalah. Hendaklah ia mengingat firman Allah Ta’ala:
إِذْ تَلَقَّوْنَهُۥ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِۦ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُۥ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ
“Ingatlah ketika kalian menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut, lalu kalian ikut mengatakannya dengan mulut-mulut kalian apa yang tidak ada ilmu pada diri kalian tentangnya. Dan kalian menganggapnya remeh, padahal di sisi Allah itu adalah perkara yang besar.” (QS. An-Nur: 15)
Tentang ayat ini Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata,
{إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ} أي: تلقفونه، ويلقيه بعضكم إلى بعض، وتستوشون حديثه، وهو قول باطل.
“Ingatlah di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut.” Yakni, kalian menangkap lalu melemparkannya ke sana dan kemari. Kalian mengumpulkannya padahal berita itu tidak benar.
{وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ} والأمران محظوران، التكلم بالباطل، والقول بلا علم،
“Dan kamu mengucapkan apa yang kamu tidak ketahui sedikit pun.” Kedua perkara tersebut dilarang; membicarakan berita yang tidak benar dan berucap tanpa ilmu.
{وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا} فلذلك أقدم عليه من أقدم من المؤمنين الذين تابوا منه، وتطهروا بعد ذلك،
“Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan.” Karenanyalah sebagian kaum mukminin yang terjatuh ke dalam perbuatan tersebut kemudian bertobat dan menyucikan diri darinya.
{وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ} وهذا فيه الزجر البليغ، عن تعاطي بعض الذنوب على وجه التهاون بها، فإن العبد لا يفيده حسبانه شيئا، ولا يخفف من عقوبة الذنب، بل يضاعف الذنب، ويسهل عليه مواقعته مرة أخرى.
“Padahal di sisi Allah itu adalah besar.” Ini adalah sebuah ancaman keras dari melakukan beberapa dosa maksiat dalam keadaan menganggap remeh akibatnya, karena perhitungan dari seorang hamba tidak ada nilainya. Anggapan remeh dari sebuah dosa tidak akan meringankan hukuman, bahkan akan melipatgandakannya. Dan akan memudahkan pelakunya untuk melakukan dosa itu lagi.” (Tafsir as-Sa’diy)
Apalagi berita itu:
- berasal dari sumber yang tidak jelas,
- sebatas qiila wa qoola (katanya dan katanya),
- dari orang yang baru sebulan dua bulan kita kenal,
- dari orang yang bermasalah,
- dari pesan berantai WA yang tidak jelas sumbernya,
- dari channel majhul musykilah (misteri dan bermasalah),
- atau bahkan dari channel pengobar fitnah,
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan ilmu di atas–ilmu yang sudah kita pelajari bersama–. Semoga Allah menjaga kita semua dari segala kejelekan. Amiin.