Liburan Pesantren, Momen tuk Birrul Walidain

Liburan pesantren

Oleh Hannan Majid Purwokerto, Takhasus

Bulan Ramadan telah berlalu, sekarang bulan Syawal datang menjemput. Momen di mana para santri dari berbagai pesantren salafi di Indonesia menjalani masa liburan di rumah masing-masing. Melepas rindu dengan orang tua dan keluarga.

Momen kedekatan dengan orang tua, tentu menjadi kesempatan emas bagi seorang anak untuk berbakti kepada mereka, terutama sang ibu. Karena dialah sosok yang paling berjasa dalam hidupnya. Sejak si anak berada dalam kandungan, sang ibu telah menanggung beban. Belum lagi ketika melahirkan, nyawa harus ia korbankan.

 

Sungguh tak heran ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada salah seorang sahabat yang bertanya kepada beliau,

يَا رَسُولَ اللَّهِ ‌مَنْ ‌أَبَرُّ؟ قَالَ: (أُمَّكَ) قُلْتُ ‌مَنْ ‌أَبَرُّ؟ قَالَ: (أُمَّكَ) قُلْتُ ‌مَنْ ‌أَبَرُّ؟ قَالَ: (أُمَّكَ) قُلْتُ ‌مَنْ ‌أَبَرُّ؟ قال: (أبَاكَ ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ).

Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti? Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu.” Dia bertanya lagi, kepada siapa aku harus berbakti? Rasulullah kembali menjawab, “Kepada ibumu.” Dia pun kembali bertanya, kepada siapa aku harus berbakti? Kembali Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu.” Pria tadi pun bertanya lagi (untuk yang keempat kalinya), kepada siapa aku harus berbakti? Maka Rasulullah pun menjawab, “Kepada ayahmu, kemudian keluarga terdekat.” (HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Sungguh, dari sini jelas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pria tersebut untuk berbakti kepada ibunya sebelum beliau memerintahkan untuk berbakti kepada ayahnya. Hal ini menunjukkan besarnya hak ibu atas seorang anak.


Baca Juga: Kisah Perjalanan Santri Pulang ke Rumah


Perintah Berbakti dalam Al-Quran

Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua pun telah Allah terangkan di dalam banyak ayat-Nya. Antara lain firman Allah Taala:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Juga dalam firman-Nya,

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya.

 

Praktik Berbakti di Masa Liburan

Bagi seorang santri yang telah lama menyelami kehidupan di pesantren dan bergelut dengan ilmu, tentu semua ayat dan hadis tentang kewajiban berbakti kepada kedua orang tua di atas bukanlah hal yang asing di telinga mereka. Justru ayat dan hadis-hadis itu terlalu sering diulang dan diingatkan oleh asatidzah di ma’had-ma’had mereka.

Namun yang terpenting adalah bagaimana mereka mengamalkan ayat dan hadis tersebut, dan itulah buah daripada ilmu. Praktik dan wujud nyata yang ditunjukkan dengan amalan, itulah yang diharapkan.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla selalu membimbing kita semua kepada jalan kebenaran, semoga Allah menjadikan ilmu yang kita pelajari sebagai hujjah yang akan menolong kita, bukan hujjah yang akan mencelakakan kita. Amin.


Artikel Kami: Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, Amalan Istimewa, Jalan Menuju Surga


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.