Mading Santri, Madingnya Kami

Mading santri

 

Oleh Ahsan Tegal, Takhasus

 

Di tempat yang strategis, tepatnya di jalan utama menuju masjid Ali bin Abi Thalib, sebuah mading berukuran 2 x 1,5 meter terpampang indah, mading yang selalu berhias kalamullah, hadis serta mutiara nasihat salaf. Itu semua adalah kumpulan karya ilmiah hasil jerih payah tim mading santri yang beranggotakan thullab Takhasus -ba’dallah.

Sebagai seorang santri yang mengaku mengikuti jejak salaf dalam hal semangat dan kesalehan mereka, sudah sepantasnya ia melatih diri untuk terbiasa menulis karya ilmiah sejak dini. Karena, tulis menulis merupakan kebiasaan salaf dalam berdakwah kepada Islam.

 

Contoh kecilnya adalah Imam Ibnul Jauzi dan Ibnu Abid Dunya rahimahumallah. Karya beliau berdua sangatlah banyak. Saking banyaknya, jumlahnya tidak bisa dihitung dengan angka pasti.

Maka mading ini di antara manfaatnya adalah melatih kemampuan santri dalam hal tulis-menulis. Di samping, mading juga menjadi media informasi yang mendidik dan komunikatif bagi para santri. Serta menjadi wadah untuk saling nasihat-menasihati dan mengekspresikan ide maupun kreativitas mereka.

Selain itu, adanya tim mading santri juga diharapkan dapat mengasah kemampuan mereka dalam berorganisasi, bermusyawarah, serta menjalin kerja sama dan ukhuwah di antara mereka.

Semoga Allah Taala mengabulkan harapan tersebut dan menghitungnya sebagai amalan saleh. Amin ya Mujiibas sailiin.

Mading santri

Nama Mading Santri

Penamaan mading ini telah mengalami sekian kali perubahan. Pernah diberi nama Kaktus (Karya Thullab Takhasus) sekitar 8-9 tahun yang lalu, mading dambaan ini juga pernah diberi nama al-Fata. Pernah pula bernama al-Mufids, lalu hingga kini nama yang masih eksis adalah at-Tibyan yang berarti penjelasan.

Melihat akan visi dan misi yang sangat besar dari mading ini, yaitu berusaha memberikan penjelasan kepada pembaca apa-apa yang ingin mereka ketahui sesuai koridor syariat, akhirnya terpilihlah slogan “Menjelaskan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah” sebagai poros dan sumbu dalam penulisan.


Baca Juga: Papan Edukasi, Jendela Bimbingan Santri


Beberapa Fakta Menarik dari Mading At-Tibyan

Fakta pertama: Pada awal mulanya, desain mading dilakukan secara manual. Ada pula yang mengolaborasikan antara manual dengan komputer. Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini desain mading dibuat dengan memanfaatkan software khusus desain, yaitu Inkscape.

Fakta kedua: Pembaca Mading at-Tibyan tidak hanya dari kalangan santri saja, tapi juga dari kalangan para netizen di dunia maya. Karena, artikel mading ini juga di-posting di situs minhajulatsar.com.

Mading santri

Fakta ketiga: Mading at-Tibyan meluncurkan edisi majalah pada tahun 1442 H atau 2021 M. Uniknya majalah tersebut terbit secara borongan, yaitu 8 edisi sekaligus dalam satu bulan, masyaAllah. Setiap edisi tercetak sebanyak 100 eksemplar.

Fakta keempat: Pada setiap awal bulan Hijriah, Tim Mading at-Tibyan menerbitkan satu edisi mading. Pembuatan satu edisi tersebut memakan waktu yang tidak sedikit, yaitu kurang lebih 2 pekan.

 

Mari Sebarkan Ilmu

Belajar dan mengamalkan ilmu adalah sebuah kewajiban yang harus kita kerjakan. Namun, kewajiban itu tidak berhenti sampai di sini. Masih ada kewajiban berikutnya, yaitu menyebarkan ilmu yang kita miliki.

Oleh karena itu, ayo kita sama-sama berbuat. Jangan hanya diam dan berpangku tangan. Mari sebarkan cahaya Islam sampai menyeruak di pelosok negeri. Mari kita menulis apa yang kita ketahui, sampaikan apa yang kita ilmui.

Semoga dengan tulisan kita, yang futur bisa kembali semangat, yang lupa bisa kembali ingat, dan yang khilaf bisa kembali bertobat. Amin ya Arhamar-Rahimin..


Artikel Kami: Crazy Rich, Pamer Harta


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.