Meluruskan akidah, meraih jannah

 

Oleh Rifki Andika Wijaya Takmili 2C

 

Orang-orang yang menyimpang dari akidah yang benar dan berjalan menyelisihi akidah yang lurus sangatlah banyak. Di antara mereka adalah para penyembah patung, berhala, malaikat, para wali, jin, pepohonan, bebatuan, dll. Mereka ini tidak menjawab seruan para Rasul, bahkan mereka menyelisihinya dan menentangnya sebagaimana yang dilakukan orang-orang Quraisy dan berbagai suku-suku Arab terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Mereka meminta kepada sesembahan mereka agar memenuhi berbagai kebutuhan mereka, menyembuhkan orang sakit, menolong mereka dari musuh. Mereka juga menyembelih dan bernadzar kepada sesembahan tersebut.

 

Tugas para Rasul

 

Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari dan memperingatkan mereka dari kesyirikan berikut menjelaskan hakikat sesembahan yang mereka sembah, akhirnya Allah memberikan hidayah kepada sebagian mereka. Mereka pun berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam.

 

Sehinga nampak jelaslah agama Allah di atas seluruh agama yang ada. Hal ini setelah dilakukannya dakwah yang berkesinambungan dan perjuangan panjang dari Rasulullah, para sahabatnya, dan para tabi’in yang mengikuti mereka dengan baik.

 

Keadaan kaum musyrikin

 

Kemudian berubahlah keadaan tersebut dan kejahilan menguasai mayoritas manusia. Sehingga sebagian mereka pun kembali ke dalam agama jahiliyah. Mereka berbuat ghuluw (ekstrem) kepada para Nabi dan para wali. Begitu juga mereka berdoa, beristighotsah kepada para Nabi dan wali.

 

Inilah hakekat kesyirikan. Mereka tidak mengetahui makna la ilaha illallah sebagaimana dahulu orang-orang kafir Arab mengetahuinya, allahul musta’an. Kesyirikan ini terus merajalela di antara manusia hingga zaman ini. Hal ini disebabkan mendominasinya kejahilan pada masa-masa setelah kenabian.

 

Syubhat kaum musyrikin zaman sekarang sama dengan syubhat orang-orang terdahulu, yaitu perkataan mereka:

 

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

 

“Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar: 3)

 

Yaitu, ketika mereka diingatkan agar tidak menyembah wali fulan, ber-istighatsah kepadanya, bernazar dan menyembelih di kuburannya, maka jawaban mereka adalah “Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”

 

Bantahan kepada kaum musyrikin

 

Allah ta’ala telah mematahkan syubhat ini dan menjelaskan bahwa barangsiapa yang beribadah kepada selain Allah, siapapun itu maka ia telah berbuat kesyirikan. Sebagaimana perkataan Allah,

 

            يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ]

 

“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan tidak pula memberi manfaat. Kaum musyrikin berkata, ‘Mereka itu (para sesembahan) adalah pemberi syafa’at kami dihadapan Allah.” (QS. Yunus: 18)

 

Allah pun membantah mereka dengan perkataan-Nya,

 

قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

 

“Katakanlah, ‘Apakah kamu akan memberi tahu kepada Alah sesuatu yang tidak diketahui apa yang ada di langit dan di bumi? Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan itu.” (QS. Yunus: 18)

 

Allah ta’ala menjelaskan pada ayat ini bahwasannya peribadahan kepada selain Allah, baik itu kepada para Nabi, wali-wali atau selain mereka merupakan syirik besar walaupun pelakunya menamakan perbuatan tersebut dengan penamaan yang lain. Allah ta’ala berkata:

 

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

 

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah, berkata: ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar: 3)

 

Allah membantah mereka dengan ucapnya-Nya:

 

إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

 

“Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang-orang ingkar.” (QS. Az-Zumar: 3)

 

Allah menjelaskan bahwasanya peribadahan kepada selain Allah dengan doa, rasa takut, berharap dan yang semisalnya merupakan kekufuran kepada Allah. Dan ucapan mereka yang paling dusta adalah ucapan bahwasanya mereka mendekatkan kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.

 

Penutup

 

Mudah-mudahan Allah lindungi kami dari perbuatan syirik dan berbagai kejelekan. Menjadikan kami orang-orang yang murni mentauhidkan-Nya dan senantiasa mengikuti jejak para Nabi ‘alaihimus salam. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.