Mengintip data Covid
Oleh Firkri Ambon 3B Takhasus
Mengintip Fenomena Covid di Luar
Membahayakan dan memprihatinkan, itulah kondisi Covid di luar sana. Anehnya, kondisi yang demikian tidak membuat masyarakat sadar, banyak di antara mereka yang masih abai sehingga mengakibatkan pelonjakan kasus yang sangat signifikan. Ya, pada 3 Desember kemarin pelonjakan kasus tembus lebih dari 8.000 kasus per hari (adapun di bulan Januari 2021, angka penambahan kasus positif di atas 10.000). Kata Satgas Nasional, “Ini adalah angka yang sangat besar dan tidak bisa ditolerir.”
Data kenaikan kasus covid-19
Pada hari Senin 30/11/2020 (saat itu jumlah kasus harian masih berkisar di angka 6.000-an), Presiden Jokowi hafizhahullah juga telah mengingatkan kondisi ini. Berdasarkan data yang diterima Presiden per tanggal 29 November 2020, menunjukkan terjadi peningkatan kasus aktif di Indonesia menjadi 13,41%.
Ini lebih tinggi dari pada minggu lalu, yaitu 12,78%. Di sisi lain tingkat kesembuhan di Indonesia menurun, minggu yang lalu 84,03%, sekarang menjadi 83,44%. “Ini semuanya memburuk, semuanya, karena adanya tadi, kasus yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin,” kata Presiden.
Sebab kenaikan kasus Covid-19
Memang, pelonjakan tersebut terjadi karena banyak sebab, di antaranya adalah belum optimalnya sistem akumulasi (penggabungan) dan validasi data kasus. Namun di sisi lain, tingkat kesadaran masyarakat juga sangat rendah. Dalam kesempatan Konferensi Pers Kamis, 3/12/2020 di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB pukul 16.30, Pemerintah menyampaikan melalui Juru Bicaranya untuk Penanganan Covid-19:
“Berdasarkan hasil konsolidasi yang dilakukan pemerintah daerah dengan Kementerian Kesehatan, ada beberapa provinsi yang memiliki perbedaan data dengan pusat. Seperti, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga Papua. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada hari ini terdapat penambahan kasus yang sangat signifikan, yaitu sebesar 8.369 kasus. Angka yang sangat tinggi ini, salah satunya disebabkan karena sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan pelaporan dan validasi data dari provinsi secara riil time. Sebagai contoh, Papua pada hari ini melaporkan sejumlah 1.755 kasus. Ini merupakan akumulasi dari penambahan kasus positif sejak tanggal 19 November 2020 hingga hari ini.”
Pada kesempatan yang sama Pemerintah juga menyampaikan, “Dari data 512 kabupaten/kota yang masuk, hanya kurang dari 9 kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker! Dan yang lebih memprihatinkan, kurang dari 4% kabupaten/kota patuh dalam menjaga jarak.”
Covid-19 juga menimpa salafy
Sekarang, Covid bukan hanya menimpa orang yang jauh, namun juga menimpa orang dekat yang kita kenal. Di Kabupaten L, seorang ikhwah Salafy yang berprofesi sebagai perawat di sebuah UGD, terpapar Covid-19 biidznillah, padahal beliau adalah seorang yang sangat protokoler.
Diceritakan oleh beliau sendiri, agar bisa diambil pelajaran darinya, bermula saat Kades setempat (tanpa diketahui ternyata sudah terpapar Covid) datang ke praktek beliau untuk melakukan pemeriksaan diri. Protokol Covid telah diterapkan, mulai dari memakai masker hingga jaga jarak. Namun qodarullah di tengah perbincangan, masker yang dikenakan Pak Kades turun (melorot), ketika itu pula ia terbatuk dan mengakibatkan keluarnya droplet.
Kejadian inilah yang diduga kuat sebagai sebab tertularnya virus tersebut, “Saya yakin, bahwa ketika itulah saya tertular. Karena saya juga sering menurunkan masker ketika itu.” Kata ikhwan kita.
Doa
Semoga beberapa data di atas dapat membuat kita semakin disiplin menjalankan protokol Covid-19. Allah berkata:
فَاعْتَبِرُوا يَاأُولِي الْأَبْصَارِ
“Ambillah pelajaran hai orang-orang yang memiliki pandangan yang jernih.” (QS. Al-Hasyr: 2)