Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rahimahullah Berasal dari Nejd = Khawarij….?
DARS USTADZ LUQMAN BA’ABDUH HAFIZHAHULLAH 18 MUHARRAM 1438 H/18 OKTOBER 2016 M (MAGHRIB-ISYA’) DI MASJID MA’HAD AS SALAFY
Khawarij adalah kelompok yang mengkafirkan waliyul amri (pemerintah).
Bahkan, Neo Khawarij pada masa ini mengkafirkan seluruh kaum muslimin di muka bumi yang tidak sepaham dengan mereka. Dalam hal ini, jangankan Indonesia, Arab Saudi pun tak luput dari vonis kafir Khawarij, baik ISIS, al-Qaedah atau yang lain.
Merupakan hal yang keji, jika Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah dituduh berakidah khawarij hanya karena beliau lahir dan memulai dakwahnya di kota Nejd.
Mereka berdalil dengan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah dalam Sahihnya, dari sahabat Abdullah bin Umar bin al-khattab radhiyallahu anhu bahwa Rasullullah shallallahu alaihi wasallam berkata (artinya), “Ya Allah berkahilah untuk kami negeri Syam kami, dan berkahilah negri Yaman kami. Lalu para sahabat berkata: dan negri Nejd kami ya Rashulallahu!. Maka beliau berkata: Disana akan muncul az-Zalazil (kegoncangan maknawi atau indrawi), bencana dan di sana akan keluar tanduk Saiythan.”
al-Allamah Abdul Latif bin Abdirrahman bin Hasan rahimahullah mengkisahkan tentang ulama’ az-Zahariyyun (ulama’ lulusan universitas al-Azhar) yang mencela Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah. Mereka berkata, (artinya) “Musailamah al-Kadzaab muncul di Nejd ,dan Musailamah al-Kadzaab berasal dari bani Tamim. Jadi Musailamah al Kadzaab adalah orang terbaik Nejd (Riyadh dan sekitarnya) kalian.”
al-Allamah Abdul Latif rahimahullah lantas mengatakan, “Dan Fir’aun yang terlaknat adalah orang terbaik Mesir kalian. Seberapa kufurnya Fir’aun dibanding kufurnya Musailamah al-Kadzaab?! Jika kalian mengetahuinya.”
Berikut ini poin-poin bantahan Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah terhadap orang yang mencela Nejd karena disebutkan dalam hadits, bahwa di sana akan muncul tanduk Syaithan.
- Celaan (pada hadits) itu terhadap hakikat kejadiannya. Bukan pada tempat kejadiannya.
- Nejd yang di maksud pada hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam itu adalah Nejd di negeri Iraq, bukan Nejd di Hijas. hal ini diketahui dari beberapa sisi:
- Kata “Nejd” juga bermakna tempat yang tinggi, ditinjau dari letak geografis Iraq berada pada tempat yang tinggi.
- Pada sebagian riwayat disebutkan kata al-masyriq (arah timur). Dan Iraq terletak di sebelah timur Madinah.
- Kenyataan yang ada menguatkan bahwa yang dimaksud dengan Nejd tadi adalah Nejd di Iraq. Telah terjadi berbagai bencana dan fitnah di negri tersebut yang tidak terjadi di Hijaz. Seperti munculnya Khawarij pertama kali di daerah Haruri, Iraq, terbunuhnya Husain radhiyallahu anhu di Karbala, Iraq, dan lain-lain yang mana bencana-bencana ini sesuai dengan makna perkataan Nabi shallallahu alaihi wasallam (az-Zalazil) dalam hadits di atas.
Kesimpulannya, celaan (dalam hadits) itu ditujukan pada kejadian yang disebut dalam hadits, bukan pada seluruh kejadian yang terjadi. Negri Madinah yang dulu menjadi tempat tinggal kaum Yahudi kini menjelma menjadi negeri tempat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hijrah. Apakah Madinah masih akan dicela?! Begitu juga Makkah, meskipun dahulu penghuninya mendustakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, namun Makkah adalah tempat yang paling dicintai Rasuhulullah shallallahu alaihi wasallam. Lantas akan kah Makkah juga dicela karena hal tersebut?!