Renungan Ramadhan

 

Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga

 

Sekarang kita sudah melewati sepertiga awal bulan Ramadhan, manusia dalam perkara ini antara beruntung atau merugi. Bagi yang beruntung, sungguh dia telah memperoleh keutamaan  yang besar. Dari sahabat yang mulia Jabir bin Samurah radhiyalahu ‘anhu,

صعد النبي صلى الله عليه وسلم المنبر، فقال: آمين،  آمين، آمين. أتَانِي جِبْرِيلُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَنْ أدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَمَاتَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَأدْخِلَ النَّارَ فَأبْعَدَهُ اللهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ،

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar dan berkata: ‘Amin, amin, amin.’ Kemudian berkata: ‘Telah datang kepadaku Jibril ‘alaihis salam dan berkata: ‘Wahai Muhammad, barang siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, kemudian mati dalam keadaan tidak diampuni, maka dia akan masuk neraka dan Allah akan melaknatnya. Katakanlah: “Amin.” Maka aku berkata: “Amin.” (HR. At-Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)

 

Waktu yang terbatas

Telah lalu sepertiga Ramadhan dan tidak akan mungkin kembali. Jika engkau telah memanfaatkan dengan kebaikan, maka tambahlah. Namun apabila engkau kurang dalam menjalankan ketaatan, maka perbaikilah. Tatkala engkau bermalas-malasan, ingatlah firman Allah Ta’ala:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ

“Hari-hari yang terbatas.” (QS. Al-Baqarah: 184)

 

Pembagian sepuluh hari di bulan Ramadhan

Ketahuilah wahai saudaraku, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan:

العشر الأواسط أفضل من العشر الأُوَل ، والعشر الأواخر أفضل من العشر الأواسط

“Sepuluh hari di pertengahan bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan sepuluh hari pertama. Dan sepuluh hari akhir lebih utama dibandingkan sepuluh hari pada pertengahan bulan Ramadhan.”

Demikianlah, secara umum engkau akan dapati bahwa waktu-waktu yang utama pada akhirnya. Di hari jum’at dan hari Arafah, waktu asharnya lebih utama dibandingkan waktu pagi.

 

Penutup

Maka bagi manusia bijaksana yang mencari kemenangan untuk dirinya dan terbebas dari api neraka, hendaknya berbekal dengan perbekalan kebaikan. Memanfaatkan moment bulan Ramadhan ini untuk kebaikan. Bersegera mengambil kesempatan emas ini, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia.

 

Bisa jadi bulan Ramadhan ini terkahir bagi kita, maka bersemangatlah dalam melakukan kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Kebaikan apa saja yang kamu lakukan untuk dirimu, pasti kamu akan mendapati balasannya di sisi Allah sebagai balasan terbaik dan terbesar pahalanya. Mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayag. (QS. Al-Muzammil: 20)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.