Sudahkah Anda mencintai Allah dengan sesungguhnya?

 

Oleh Hamzah Bali

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat yang mencintai dan dicintai di antara hamba-hambanya. Diantara hamba-hamba Allah tersebut, ada yang Allah cintai, namun dan ada pula diantara mereka sekedar mencintaiNya (namun tidak dicintai oleh Allah).

 

Cinta kepada Allah ada syarat-syaratnya

Di dalam surat Ali Imron ayat: 31 Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyebutkan sebuah tanda cinta yang jujur kepada Allah.

Dalil tentang syarat cinta kepada Allah

Dimana Allah Ta’ala berkata:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. ali Imran: 31)

 

Penjelasan tentang ayat

Berkata Imam al-mufassir (ahli tafsir) Abdurrahman bin Nashir asi’di rohimahullah di dalam tafsirnya:

“Ayat ini padanya terdapat kewajiban mencintai Allah, tanda cinta kepadanya, hasil yang bisa diraih darinya, serta buah yang bisa dipetik darinya.

 

Tidak sebatas klaim saja

Maka Allah Ta’ala berkata: ‘Katakanlah wahai Muhammad jika kalian mencintai Allah.’ Yakni; jika kalian mengklaim posisi yang tinggi dan kedudukan yang tidak ada lagi kedudukan diatasnya ini, maka tidak cukup bagi kalian sekedar klaim saja, tapi harus ada kejujuran pada rasa cinta kalian -kepada Allah Ta’ala- itu.

 

Tanda kejujuran cinta kita kepada Allah

Adapun tanda kejujuran klaimnya itu ialah, upayanya di dalam mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu’alahiwassalam di dalam seluruh keadaannya; baik perkataannya, perbuatannya, dalam perkara-perkara agama yang merupakan pokok, maupun cabang-cabangnya, yang nampak maupun yang tak nampak.

 

Buah mencintai Allah dengan jujur

Barangsiapa yang mengikuti Rasulullah shalallahu’alahiwassalam maka sikapnya tersebut  telah menggambarkan kejujurannya di dalam klaim cintanya kepada Allah Ta’ala. Kemudian Allah akan mencintainya, memberikan ampunan kepadanya, merahmatinya serta membimbingnya dalam semua gerak-gerik maupun diamnya.

 

Akibat tidak jujur dalam mencintai Allah

Dan barangsiapa yang tidak meneladani Rasulullah shalallahu’alahiwassalam, maka dia bukanlah orang yang mencintai Allah.

Karena kecintaannya kepada Allah mengaharuskan dia untuk selalu meneladani Rasulullah shalallahu’alahiwassalam.

Maka selama hal itu tidak ada pada seseorang, maka hal tersebut menunjukkan tidak adanya rasa cinta dia kepada Allah Ta’ala, dan dia adalah pendusta jikalau ia masih mengklaim cinta kepada Allah Ta’ala.

Dan rasa cintanya (kepada Allah Ta’ala) itu -meskipun dianggap masih ada-  tidaklah bermanfaat, jika tidak terpenuhi syarat-syaratnya (sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tadi).

Dengan ayat inilah seluruh makhluk diukur -kadar kejujurannya dalam klaim cintanya kepada Allah Ta’ala-.

 

Kesimpulan

Sehingga keimanan mereka, juga kecintaan mereka kepada Allah Ta’ala sesuai dengan upaya mereka di dalam mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu’alahiwassalam, dan barangsiapa yang kurang serius di dalam meneladani sunnah Rasulullah shalallahu’alahiwassalam, maka kurang juga kadar keimanannya dan kecintaannya kepada Allah Ta’ala).” (lihat tafsir as-Si’di, tafsir surst ali Imran ayat: 31)

Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Dan menjadikannya pemberat timbangan kebaikan di sisi-Nya, amin

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.