Laskar Bahari yang Tak Pernah Sendiri!

   Kegembiraan para da`i semakin bertambah, ketika dua orang stasi (tangan kanan) pendeta sekte Bethel dan Advent datang ke Ponpes An Nur Al Atsary untuk masuk Islam. Dua orang ini mengutarakan bahwa keduanya telah dijadikan para pendeta untuk “menjaring domba-domba tuhan.” Istilah dipakai oleh para pendeta ketika melakukan program kristenisasi. Selama menjalankan misi tersebut keduanya telah berhasil mengkristenkan sekitar 160 orang dan telah membangun sekitar lima gereja di wilayah Kampung Laut.

   Sebab pertama yang membuat mereka berkeinginan untuk keluar dari agama Kristen adalah kecurangan para pendeta kepada mereka berdua dan kepada umatnya.  Ketika keduanya bekerja keras mewujudkan keinginan pendeta, namun ketika ada bantuan materi yang seharusnya mereka terima ternyata “dimakan” oleh para pendeta. Ketika mereka diminta oleh sang pendeta utuk mengajukan proposal pengadaan mobil operasional, setelah mobil tersebut turun ternyata mobil tersebut dipakai sendiri untuk kepentingan pendeta, sang stasi (tangan kanan pendeta) hanya diberikan sepeda untuk operasionalnya.

***

kampung-laut-2-4

   Ketika jamaah Kristen ada keperluan untuk menghadiri sebuah acara, mereka diperintahkan oleh pendeta untuk iuran, agar bisa menyewa sebuah mobil, dan  hal ini sering mereka alami. Kemudian mereka mengutarakan bahwa ketika  melihat adanya sekelompok ummat Islam yang sedang berdakwah di Kampung Laut dan berhasil mengembalikan sejumlah warga yang murtad menjadi Islam kembali, mulailah mereka berfikir untuk masuk Islam. Karena mereka melihat adanya persaudaraan (ukhuwah) hakiki antar para muallaf dengan sekelompok yang berdakwah tersebut, yang mana hal ini tidak mereka dapatkan di agama Kristen.

   Akhirnya mereka pun memberanikan diri untuk datang, dan pada waktu itulah mereka paham bahwa perbedaan Agama Islam dengan Kristen bukan hanya dalam hal persaudaraan namun juga  dalam  prinsip ketuhanan. Setelah prosesi masuk Islam selesai mereka berdua menyatakan, “Sekarang saya tahu siapa itu Tuhan”. Alhamdulillah, kini mereka paham bahwa Rabbul Alamin adalah Dzat yang Maha Esa, tidak memiliki anak dan satu-satunya Dzat yang berhak untuk  diibadahi, adapun selain-Nya adalah makhluk tidak pantas diibadahi.

***

   Mereka berdua pun bertekad untuk mendakwahi orang-orang yang dulu mereka murtadkan. Alhamdulillah melalui dua orang tersebut sudah ada beberapa orang yang kembali ke Islam. Semoga Allah mengokohkan keislaman mereka dan menolong perjuangan mereka.