Wonoayu Semakin Kami Rindu

   Tepatnya hari Ahad, 17 Januari 2016 malam hari, kami sekelompok thullab kelas 3 I’dadi, Ma’had as-Salafy Jember tiba di Stasiun Sidoarjo. Selain tas-tas ransel berisi modul, tampaknya rasa cemas, khawatir, dan deg-deg-an juga menyertai kami. Kami dijemput oleh ikhwan dengan mobil pribadi menuju Ma’had Ibnu Katsir, Wonoayu, Sidoarjo. Pondok ini menjadi destinasi PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang telah lama kami nanti. Kami ditugaskan selama dua pekan dalam kegiatan PKL tersebut.

   Tujuan kegiatan PKL kami adalah untuk memberikan faedah yang kami miliki dan membawa pulang faedah yang kami dapat selama kegiatan. Kami belum pernah membayangkan sebelumnya bahwa kami sebagai santri biasa dengan kekurangan yang ada, akan menjalani beragam kegiatan PKL dan menjadi orang-orang yang di-ustadz-kan. Ternyata PKL adalah kegiatan yang sangat seru. Dan sangat berat tentunya.

***

   Selama dua minggu, kami menghadapi berbagai permasalahan, terkhusus masalah anak-anak usia SD. Kami menghadapinya dengan segenap tenaga, curahan hati, dan pikiran yang insya Allah dibarengi niat ikhlas. Kegiatan belajar mengajar anak-anak MTP (usia SD), mengajar Aisar (buku tajwid) setiap ba’da Maghrib, menjadi imam shalat dan muadzin merupakan keiatan sehari-hari kami. Futsal tiap pekan bersama ikhwan dan pengurus merupakan penghilang penat sekaligus ajang mempererat ukhuwah. Diskusi hangat ditemani hidangan cukup lezat (menurut kami), tidur larut dengan pikiran semrawut, dan kegiatan belajar-mengajar dengan suara gahar menjadi warna dalam keseharian kami. “Seru banget di Wonoayu!” ungkap kami dengan semangat.

   Beberapa pengalaman yang paling mengesankan adalah ketika kami mengadakan kegiatan lomba futsal pada pekan pertama kemudian lomba kekompakan pada pekan kedua. Kedua lomba dilaksanakan di area ma’had. Banyak wali santri dan santri yang antusias mengikuti kegiatan. Gelak tawa bahagia, teriakan semangat yang menggelora, dan ambisi untuk menjadi juara memenuhi suasana ma’had. Sejak berdirinya ma’had, kegiatan lomba semacam ini belum pernah diadakan sebelumnya.

***

   Kehangatan Hasan dengan anak-anak, kepiawaian Mudzakkir dalam berbagai menciptakan ide-ide kegiatan, kepandaian Salmin dalam berkomunikasi dengan orang lain, kecermatan Isma’il Banafi’ dalam menemukan celah, kesabaran Nu’man dalam mendidik anak, kecerdikan Abdullah Bawazier dalam memanfaatkan situasi, ketegasan Muhammad Brebes kepada anak-anak, dan berbagai macam usaha yang telah kami lakukan disertai doa yang kami panjatkan, biidznillah ternyata membuahkan hasil.

   Alhamdulillah, ikhwan dan pengurus Wonoayu merasakan efek positif dari serangkaian kegiatan PKL kami. Bahkan, mereka ingin menambah waktu PKL menjadi dua bulan. Padahal, kami sebagai pemuda minim pengalaman merasa hanya sedikit yang kami berikan. Namun sayangnya, keinginan tersebut belum bisa terwujud. Karena kami harus melanjutkan program pembelajaran di Ma’had As-Salafy Jember.

***

   Banyak faedah yang kami dapatkan dari kegiatan PKL. Salah satu faidah terpenting yang kami dapat adalah pembentukan dan pengembangan karakter diri. Dengan berbagai macam masalah dan pemecahannya, kami bisa mengetahui kekurangan yang ada pada diri kami lalu berusaha untuk menambalnya. Kami berusaha untuk bisa merespon rangsangan dari luar diri kami. Menimbulkan reaksi dari aksi yang kami dapatkan. Sehingga, diri tertempa untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

   Kami berharap agar kegiatan PKL bisa terus dilaksanakan setiap tahunnya. Karena dengan kegiatan tersebut kami bisa mendapat ilmu dan pengalaman yang sangat berharga serta berbagai manfaat untuk diri kami dan orang lain. Kami menyadari bahwa manusia terbaik adalah manusia yang bisa memberi manfaat kepada orang lain. Dan kami ingin menjadi bagian dari manusia terbaik. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberkahi kehidupan kita dan menolong kita untuk menegakkan agama-Nya. Amin ya Rabb.